Selasa 23 Jun 2020 14:58 WIB
haji

Kisah Snouck Hurgronje Saat Berada di Makkah

Kisah hubungan Snouck dan Makkah

suasana haji yang difoti Snouck Hurgronje saat di Makkah.
Foto:

Bukan berati Snocuk Hurgronje tidak mencintai orang-orang Jawah, baik yang ada di Makkah maupun di kepulauan asli mereka di Nusantara. Sebaliknya, dia dikenal memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang-orang Jawah di Makkah, ia menjalin persahabatan yang erat dengan guru pribadinya Aboe Bakar Djajadiningrat, bahkan ketika dia berada di Batavia.

Namun bias Arab Snuck Hurgronje tampak lebih jelas saat ia berada di Hindia Belanda melalui orang-orang terdekatnya: banyak di antara mereka termasuk penghubung-penghubung pertamanya di Hindia Belanda, bukanlah orang-orang Muslim pribumi, tetapi orang-orang Arab Hadramaut yang ada di  kepulauan Nusantara. 

Dia pun sangat dikenal dekat dengan Sayid ‘Utsman, penasihat untuk urusan-urusan Arab sejak 1891, yang menjadi sumber informasi yang dianggap konsisten dan lebih penting bagi Snouk Hurgronje berkaitan dengan ortodoksi dan praktk Islam dibandingkan orang-orang Muslim pribumi.

Dalam tulisannya mengenai Makkah, Snocuk Hurgronje berulang kali mengungkakan biasnya mendukung orang-orang Arab dibandingkan orang-orang Asia Tenggara. Meskipun tren ini awalnya dimapankan dalam bukunya tentang Makkah, tetapi juga dibubuhkan pada karya-karyanya kemudian tentang Hindia Belanda, di mana ia  senantiasa menyebabkan adat kebiasaan dan praktik-praktik di Makkah secara berulang-ulang.

Kiasan-kiasan ini menunjuk pada fakta ia menerima praktik Islam sebagaimana ia temukan di kalangan orang-orang Arab sebagai standar evaluasinya, dan masyarakat Islam di Hijaz sebagai sumber normatif dalam analalisanaya kemudian. Lensa Arab ini terus berlanjut, bahkan ketika fokus akademiknya berpindah ke wilayah Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement