Jumat 01 Jan 2021 12:55 WIB

Vaksinasi Dunia: Awal Bagi Akhir Pandemi

Masih panjang jalan untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Vaksinasi Dunia: Awal Bagi Akhir Pandemi. Perawat Gustavo Rodriguez memberikan suntikan vaksin Sputnik V Rusia untuk COVID-19 kepada Dr. Estefania Zevrnja di Rumah Sakit Dr. Pedro Fiorito di Avellaneda, Argentina, Selasa, 29 Desember 2020.
Foto:

Bayang-Bayang Keraguan dan Kecemasan

Ketersediaan vaksin oleh sebagian kalangan tidak disambut sebagai pembawa harapan bagi masyarakat dunia untuk kembali ke kehidupan normal. Beberapa pertanyaan utama yang umum melintas di kepala banyak individu antara lain menyangkut apakah vaksin aman digunakan, apakah efektif untuk mencegah terkena virus corona, bagaimana tingkat kemanjurannya.

Sejumlah warga Singapura mengkhawatirkan kemungkinan kemunculan efek samping vaksin anticorona. Mereka berpendapat risiko seperti itu, sekecil apa pun, tidak perlu diambil mengingat negara kota itu termasuk berhasil mengekang wabah pandemi. Jumlah kematian pun akibat virus corona di Singapura merupakan yang terkecil di dunia.

Hingga akhir 2020, Singapura telah melaporkan total 58.599 Covid-19 dengan 29 kematian. "Singapura baik-baik saja, saya ragu vaksin akan membantu," kata Aishwarya Kris seperti dikutip Reuters. Warga berusia 40 tahun itu menyatakan dirinya tidak mau divaksinasi anti-Covid-19

Media Singapura The Straits Times pada awal Desember, dari jajak pendapat yang dibuatnya, menyodorkan kecenderungan 48 persen responden mengatakan mereka mau disuntik begitu vaksin tersedia. Sebesar 34 persen lainnya akan menunggu dulu sampai enam bulan hingga setahun sebelum akan divaksin.

Gambaran serupa antara lain juga muncul di Brazil. Hasil jajak pendapat yang diterbitkan sebuah lembaga survei di Brazil pada 12 Desember menunjukkan warga yang menolak vaksin Covid-19 buatan China naik menjadi 22 persen. Sebelumnya, angka tersebut tercatat hanya sembilan persen.

Survei itu menunjukkan 73 persen responden berencana ikut vaksinasi, lima persen belum membuat keputusan. Pada Agustus, responden yang bersedia ikut vaksinasi mencapai 89 persen, tiga persen menyatakan masih ragu.

Peningkatan penolakan warga terhadap vaksin buatan China diduga dipengaruhi oleh sikap Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang skeptis terhadap anti virus Covid-19. Bolsonaro, yang sudah menyatakan tidak akan divaksinasi anti corona, secara spesifik menyampaikan keraguan terhadap vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi asal China Sinovac bersama Butantan Institute, lembaga riset di bawah naungan Negara Bagian Sao Paulo, Brasil.

photo
Andreas Raounas, 84, pasien pertama di Island menerima dari perawat vaksin Pfizer BioNtech melawan COVID-19, di sebuah panti jompo di Nicosia, Siprus, Minggu, 27 Desember 2020. Siprus hari ini memulai program vaksinasi terhadap COVID -19. - (Katia Christodoulou/Pool Photo via AP)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement