Selasa 16 Mar 2021 07:20 WIB

Pengadilan Myanmar Tunda Sidang Aung San Suu Kyi 

Keputusan menunda sidang tersebut datang di tengah penutupan internet.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Pengadilan Myanmar Tunda Sidang Aung San Suu Kyi. Pengunjuk rasa anti-kudeta membawa seorang pria yang terluka ketika polisi anti huru hara dan tentara ditembak dengan peluru karet untuk menumpas demonstrasi di Yangon, Myanmar Minggu, 14 Maret 2021.
Foto:

Kedutaan Besar China mengatakan banyak staf kedutaan China telah terluka dan terperangkap dalam serangan itu. China mendesak jenderal yang berkuasa di Myanmar untuk menghentikan semua tindakan kekerasan.

China juga meminta Myanmar menghukum para pelakunya sesuai dengan hukum dan memastikan keselamatan jiwa dan properti perusahaan dan personel China. Surat kabar China Global Times menyalahkan para penghasut atas pembakaran dan menyerukan hukuman mereka. Mereka meyakinkan China berusaha mempromosikan penyelesaian krisis secara damai.

Pemimpin protes Thinzar Shunlei Yi mengatakan orang Myanmar tidak membenci tetangga China mereka, tetapi penguasa China harus memahami kemarahan yang dirasakan di Myanmar atas sikap mereka. "Pemerintah China harus berhenti mendukung dewan kudeta jika mereka benar-benar peduli dengan hubungan Sino-Myanmar dan untuk melindungi bisnis mereka," katanya di Twitter.

Utusan PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener, mengutuk keras pertumpahan darah oleh pasukan keamanan Myanmar. Sementara Inggris mengatakan terkejut dengan penggunaan kekuatan terhadap orang yang tidak bersalah.

Tom Andrews, penyelidik hak asasi manusia PBB di Myanmar mengimbau negara-negara anggota PBB untuk memotong pasokan uang tunai dan senjata ke militer. “Patah hati atau marah atas berita tentang jumlah pengunjuk rasa terbesar yang dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar dalam satu hari,"katanya di Twitter.

Beberapa negara Barat telah menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi dan menjatuhkan sanksi kepada para Jenderal Myanmar atas perebutan kekuasaan dan kekerasan yang. Tetangga Asia juga menawarkan untuk membantu menyelesaikan krisis tetapi Myanmar memiliki catatan panjang menolak intervensi dari luar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement