Selasa 27 Apr 2021 11:23 WIB

61 Dokter Mesir Meninggal karena Covid-19

Jumlah dokter yang meninggal sejak dimulainya krisis virus corona hampir 500 orang

Personel medis yang mengenakan pakaian pelindung berpose di rumah sakit lapangan Ain Shams di Kairo, Mesir, 14 Juli 2020. Rumah sakit lapangan didirikan pada pertengahan Juni untuk menerima pasien Covid-19 dan memiliki kapasitas 200 tempat tidur termasuk sebelas tempat tidur perawatan intensif.
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Personel medis yang mengenakan pakaian pelindung berpose di rumah sakit lapangan Ain Shams di Kairo, Mesir, 14 Juli 2020. Rumah sakit lapangan didirikan pada pertengahan Juni untuk menerima pasien Covid-19 dan memiliki kapasitas 200 tempat tidur termasuk sebelas tempat tidur perawatan intensif.

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Sebanyak 61 dokter Mesir meninggal dunia sejak virus corona menyerang pada awal April ini. Sindikat Medis Mesir mengumumkannya dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (26/4).

Sindikat medis juga mengkritik pernyataan Menteri Kesehatan pada Sabtu lalu mengenai kematian akibat virus corona di antara dokter di Mesir. Dalam konferensi pers tersebut, Menteri Kesehatan Hala Zayed mengatakan bahwa 115 dokter telah meninggal saat bekerja di rumah sakit isolasi, dan dokter lain yang meninggal akibat Covid-19 telah tertular virus melalui interaksi sosial.

"Jumlah dokter yang meninggal sejak dimulainya krisis virus corona sejauh ini telah mencapai hampir 500, dan bukan 115 dokter seperti yang diumumkan kementerian kesehatan," kata sindikat itu, dilansir dari Ahram Online, Selasa (27/4).

Menurutnya, kementerian hanya menghitung kematian dokter yang bekerja di rumah sakit isolasi virus corona dan tidak menghitung dokter-dokter di tempat lain.

 

 

“Bagaimana dengan para dokter di rumah sakit pendidikan, swasta, dan darurat yang menerima ribuan pasien yang berpotensi mengidap virus corona? Bagaimana dengan dokter kebidanan dan ginekologi yang mengawasi persalinan wanita yang membawa virus corona?" kata sindikat itu.

Sindikat tersebut mengatakan bahwa dokter dengan angka kematian tertinggi adalah mereka yang bekerja di bidang kebidanan dan kandungan.  

Sindikat itu juga mengatakan bahwa antara 3 dan 18 Maret, mereka mengirim lima surat ke kementerian meminta vaksinasi untuk semua dokter, tetapi tidak mendapat tanggapan.

Menteri Zayed mengatakan pada Sabtu (24/4) bahwa hanya 60 persen dokter Mesir yang terdaftar untuk menerima vaksin virus corona, tetapi hanya 50 persen dari dokter terdaftar ini yang mendapatkan vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement