Rabu 09 Jun 2021 13:37 WIB

Bagaimana Pengepungan Sarajevo Mengubah Pelaporan Perang

Kisah pengepungan Abu kota Bosnia, Sarajevo, yang mengubah laporan jurnalisme perang

Sebuah tank UNPROFOR di samping stasiun TV Sarajevo
Foto:

Dari 'Mungkin Airlines' ke 'Sniper Alley' 

Pada bulan-bulan awal pengepungan, koresponden asing yang berbasis di Sarajevo relatif sedikit jumlahnya dan tersebar di seluruh kota – beberapa di akomodasi pribadi, yang lain di hotel-hotel kecil yang, setidaknya pada saat itu, masih beroperasi.

Namun, sebagian besar berbasis di kompleks hotel di Ilidža, di mana EBU telah mendirikan feed point satelit pertama mereka, sampai mereka terpaksa mengungsi pada pertengahan Mei 1992. Akibatnya, hanya ada sedikit reporter asing dan jurnalis foto di Sarajevo hampir sepanjang bulan berikutnya.

Ini sebagian karena masuk dan keluar kota pada bulan-bulan awal pengepungan itu sulit dan penuh bahaya. Mereka yang mencoba melakukannya dengan pergi menggunakan mobil melalui jalan Pale-Lukavica (dan kemudian melintasi landasan pacu bandara yang terbuka) atau jalan Kiseljak-Ilidža – keduanya menghadirkan bahaya yang signifikan dan banyak pos pemeriksaan untuk dinavigasi – atau, kemudian, Gunung Igman jalan.

Dengan dibukanya kembali bandara Sarajevo pada akhir Juni 1992, setelah UNPROFOR mengambil alihnya, para jurnalis dapat mengakses kota dengan lebih mudah. Setelah memiliki kartu pers PBB, mereka bisa terbang langsung ke bandara Sarajevo.

Dengan demikian, "jembatan udara" yang memungkinkan bantuan untuk diterbangkan ke kota juga berfungsi sebagai layanan antar-jemput untuk koresponden yang membawa kartu identitas PBB. Bahkan, sejak awal Juli 1992, banyak dari mereka yang tiba di kota itu melakukannya melalui penerbangan bantuan PBB – sinis dijuluki sebagai "Mungkin Airlines" - dari Zagreb dan Split di Kroasia atau Ancona di Italia. Ini dijuluki karena penerbangannya serba penuh kemungkinan baik waktu maupun jaminan keselamatan.

Sniper Alley – Beneath My Shoes: Stories from…Everywhere.

Keterangan foto:  Kawasan Snipper Alley di Sarajevo,

Terbang ke kota, biasanya dengan Hercules C-130, melibatkan "pendekatan Khe Sanh", sebuah teknik yang dikembangkan oleh Angkatan Udara AS selama Perang Vietnam di mana pesawat akan menukik tajam dan mendatar sesaat sebelum mendarat.

Sesampai di bandara, wartawan kemudian harus melakukan perjalanan ke kota melalui jalan berbahaya dari bandara melintasi sebua wilayah yang dikenal sebagai "Sniper Alley" (Bukit penembak jitu), yang merupakan jalan arteri utama ke Sarajevo.

Banyak wartawan yang terbunuh atau terluka parah mengambil rute ini, termasuk David Kaplan, produser berita senior ABC, yang terluka parah oleh peluru penembak jitu pada 13 Agustus 1992. Dia baru beberapa menit tiba di Sarajevo bersama juru kamera CNN, Margaret Moth, yang juga terluka parah di Sniper Alley pada 23 Juli 1992. Keduanya bepergian dengan kendaraan "berkulit lembut", yang memberikan sedikit atau tanpa perlindungan. Bukan pergi dengan menumpang kendaraan lapis baja.

Pada akhir musim panas tahun 1992, semakin banyak jurnalis memperoleh mobil lapis baja, yang semakin dianggap perlu untuk beroperasi di dalam kota yang terkepung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement