Dia mengatakan warga yang kerap mengambil tersebut terkadang tidak tahu tingkat kematangan dari buah yang dipetiknya.Buah seperti salak Condet yang seharusnya belum matang karena masih berusia muda kemudian dipetik sehingga tentu saja hal tersebut mengganggu upaya pelestarian.
"Kalau salak Condet kadar kematangan belum seratus persen itu belum enak. Masih asam, belum ada manisnya," ujarnya.
Kepala Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman Dinas KPKP DKI Jakarta Ali Nurdin mengatakan masih banyaknya warga yang dapat masuk ke Cagar Buah Condet membuat proses penghitungan produksi salak itutidak maksimal.
"Tingkat keamanan masih belum maksimal karena masih ada keluar masuk warga di dalam sana. Apabila itu semua tertutup sehingga produktivitas bisa dihitung maksimal," kata Ali Nurdin.
Dia jua mengungkapkan bahwa ketersediaan lahan juga menjadi tantangan lainnya dalam upaya pengembangan budidayanya.
Ali Nurdin mengatakan pesatnya laju pertumbuhan penduduk mengakibatkan banyak lahan yang tadinya digunakan untuk berkebun berganti menjadi permukiman.Hal itu juga yang membuat keberadaan salak Condet semakin berkurang.
"Sebelumnya di hamparan Condet, Balekambang itu banyak di halaman rumah dan bantaran kalinya bertebar salak dan duku," ujar Ali Nurdin.