Selasa 29 Jun 2021 21:21 WIB

Melestarikan Salak Condet Sang Maskot Jakarta

Sejak 2007 DKI Jakarta kelola Cagar Buah Condet sebagai lahan konservasi.

Petugas menunjukkan salak condet yang dipanen di Kebun Cagar Buah Condet (KCBC), Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/7/2019).
Foto:

Buahnya memiliki rasa dan keunikannya tersendiri dibandingkan salak jenis lainnya."Ketebalan daging beda. Kalau kita makan salak Pondoh manis, tapi dagingnya tipis. Rasa salak Condet juga macam-macam ada sepet, ada asam, manis," ujar Asnawi.

Bahkan, menurut Asnawi, salak Condet memiliki hingga sembilan jenis varietas buah dengan rasa yang berbeda.Menurut dia, hal itu dipengaruhi salah satunya oleh tingkat kematangan buah.Kendala

Petugas Kebun Cagar Buah Condet lainnya yang bernama Syafrudin mengatakan tidak ada kesulitan yang berarti dalam hal pembudidayaan salak Condet. Dia mengatakan bibitnya mulai dapat berbuah sekitar empat hingga lima tahun sejak ditanam, sementara bunganyasendiri memerlukan waktu hingga lima bulan lamanya untuk dapat mengeluarkan buah.

Meski demikian, tak dipungkiri bahwa hingga saat ini masih banyak warga di lingkungan sekitar yang kerap mengambil buah dari pohon salak dan duku Condet yang ditanam di area konservasi secara diam-diam. Padahal sekeliling area perkebunan sudah dibatasi dengan pagar besi untuk membatasi akses masuk bagi warga yang tidak berkepentingan.

"Kita di sini tidak mempertahankan buah saat panen itu karena aset pagar masih kurang rapat. Kedua, di sekitar kebun kita, masih ada rumah warga yang bertahan. Mereka kadang masih bisa masuk," tutur Syafrudin.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement