Setiap negara memiliki tren arsitekturnya sendiri yang terinspirasi dari budaya dan sejarahnya. "Tren kami dimulai di Makkah, di mana kami melihat banyak fitur arsitektur ini di area pusat dan fasad utama jalan-jalan Makkah," kata Samir. Menurut dia, Makkah memiliki warisan arsitektur yang unik. "Makkah telah menyaksikan budaya arsitektur yang berbeda selama bertahun-tahun," ujarnya.
Dengan merangkul warisan Makkah dan mempromosikan warisan dan pesona arsitektur kota, dapat mendorong peziarah untuk tinggal lebih lama di Makkah. "Ini bisa meningkatkan ekonomi dan menciptakan ratusan pekerjaan bagi warga negara," kata Samir.
Masih di Kota Makkah, tepatnya di puncak Gunung Abu Al-Modafaa, ada meriam yang telah enam tahun membisu. Meriam ini awalnya berfungsi untuk menandai datangnya bulan suci Ramadhan. Dulu, meriam ini cukup populer dan dinantikan suara gemanya. Biasanya, ditembakkan ketika waktu buka puasa, sahur, dan dimulainya Ramadhan.
Selama bertahun-tahun, mereka yang tinggal di dekat gunung akan mendaki ke puncaknya untuk melihat meriam yang ditembakkan begitu Ramadhan diumumkan.