IHRAM.CO.ID, Pada saat berkunjung ke Temasek (Singapura), Syekh Abdurrahman Siddiq bertemu dengan Haji Muhammad Arsyad, saudagar kaya asal Banjar yang bermukim di Indragiri, Kepulauan Riau. Pebisnis Muslim itu lantas memohon kepada sang syekh agar bersedia tinggal di Indragiri. Sebab, perannya dibutuhkan untuk membimbing masyarakat di sana.
Setelah mempertimbangannya, Syekh Abdurrahman akhirnya hijrah ke Indragiri. Di sana, ia tinggal di sebuah kampung yang bernama Sapat-- sekarang menjadi ibu kota Kecamatan Kuala Indragiri. Di kampung tersebut, awalnya ia mem buka lahan perkebunan dan pertanian serta membuka irigasi untuk pengairan sawah-sawah.
Selama tujuh tahun tinggal di Sapat, Syekh Abdurrahman juga berprofesi sebagai penjual emas sambil mengajar dan membimbing masyarakat. Saat itu, ia pun dikenal dengan nama Tukang Emas Durrahman.
Suatu waktu muncullah perselisihan pendapat antara dua kelompok masyarakat tentang persoalan agama. Karena kedua kelompok tak ada yang mau mengalah dan hampir terjadi pertumpahan darah, akhirnya Syekkh Abdurrahman turun tangan menjadi penengah.
(Baca Juga: Syekh Abdurrahman Siddiq Berdakwah dalam Karya)