Selasa 03 Aug 2021 00:25 WIB

KH Zainal Mustafa Menggerakkan Pesantren di Tanah Sunda (II)

Di zaman kemerdekaan, pesantren jadi lumbung pergerakan nasional.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Akibatnya, sebanyak 23 orang yang dianggap bersalah dibawa ke Jakarta untuk diadili. Kiai Zainal termasuk di antara mereka. Awalnya, kabar seluruh pejuang itu tak diketahui.

Namun, Kepala Erevele Belanda di Ancol, Jakarta, akhirnya memberikan kabar. Kiai Zainal telah dieksekusi serdadu Jepang pada 25 Oktober 1944. Jenazahnya dimakamkan di Ancol, Jakarta. 

Pada 1973, Kolonel Syarif Hidayat berupaya menelusuri keberadaan makam KH Zainal Mustafa. Tentara yang juga mantan santri itu akhirnya berhasil menemukan kuburan pahlawan ini di Ancol, Jakarta Utara.

Tak hanya itu, makam para pengikut sang kiai juga berada tak jauh. Pada 25 Agustus, semua jasad mereka dipindahkan ke Sukamanah, Tasikmalaya.

Seorang cucu Kiai Zainal, Yusuf Mustafa, dalam suatu kesempatan mengenang sosok kakeknya itu. Menurut dia, pemimpin perlawanan dari Singaparna itu memiliki mental tauhid. Keteguhan itu pula yang selalu diajarkan almarhum kepada keluarga dan para santrinya. Keteguhan yang patut diteladani generasi saat ini.

Kunci kemenangan hanya tauhid, pasrah kepada Allah. Karena, dengan jalan itu, Allah beri pertolongan pada umat. Sehebat apa pun manusia di hadap an Allah, pasti kecil. Itu yang beliau (Kiai Zainal) tanamkan ke keluarga, kata Yusuf dalam acara peringatan perjuangan pahlawan KH. Zainal Mustafa ke-73.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement