Selasa 03 Aug 2021 00:25 WIB

KH Zainal Mustafa Menggerakkan Pesantren di Tanah Sunda (II)

Di zaman kemerdekaan, pesantren jadi lumbung pergerakan nasional.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Sebab, mereka dapat melatih keterampilan para santri agar mahir menggunakan senjata serta berbagai latihan fisik. Sayangnya, berbagai persiapan yang dilakukan sang kiai terdeteksi Jepang. Batalyon tersebut kemudian dipindahkan ke kawasan selatan Tasikmalaya.

Sejak saat itu, otoritas Jepang melabeli Kiai Zainal dan para santrinya sebagai pembuat onar. Pada 23 Februari 1944, Jepang mengirimkan utusan ke Pesantren Sukamanah. Namun, mereka hanya mendapatkan perlawanan dari para santri setempat.

Amarah Jepang semakin besar. Dua hari kemudian, pertempuran terbuka pun terjadi. Dalam peristiwa itu, tiga perwira Jepang tewas, sedangkan sisanya melarikan diri. Sesudah itu, Jepang kembali mengirimkan pasukan. Jumlahnya mencapai enam kompi tentara. 

Mereka mengepung Desa Sukamanah, tempat pesantren Kiai Zainal Mustafa berada. Setelah terjadi perlawanan hebat, balatentara Jepang menangkap Kiai Zanal Mustafa dan sejumlah pengikutnya. Penjara Tasikmalaya menjadi penuh karena penangkapan besar-besaran di sejumlah pesantren di Tanah Sunda.  

(Baca Juga: KH Zainal Mustafa, Penggerak Pesantren di Tanah Sunda Bagian Pertama)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement