Selasa 03 Aug 2021 00:25 WIB

KH Zainal Mustafa Menggerakkan Pesantren di Tanah Sunda (II)

Di zaman kemerdekaan, pesantren jadi lumbung pergerakan nasional.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto:

Penggerak Pesantren di Tanah Sunda

Di zaman kemerdekaan, pesantren tidak hanya menjadi tempat belajar ilmu agama Islam, tetapi juga lumbung pergerakan nasional. Di sinilah pemahaman agama mampu memperkuat kecintaan terhadap Tanah Air. 

Oleh karena itu, kaum santri pada masa itu umumnya terlibat dalam jihad melawan penjajahan. Di antara mereka ialah para santri yang dipimpin KH Zainal Mustafa. Mereka bangkit menolak kekejaman Jepang.

Mengutip berbagai sumber, Kiai Zainal diketahui menggerakkan jaringan pesantren di Tanah Sunda. Tujuannya, meningkat kan kekuatan perlawanan terhadap Jepang.

Sebelum memulai aksinya, pada 1943 tokoh kelahiran Singaparna, Tasikmalaya, itu menggalang komunikasi dengan beberapa pesantren di Jawa Barat. Hal ini penting dilakukan untuk menyusun strategi dalam mengimbangi kekuatan balatentara Jepang yang terkenal kejam.

Kiai Zainal juga berupaya menggalang kekuatan laskar-laskar republik, seperti Batalyon Pembela Tanah Air (PETA) yang dikomandani Daidanco Maskun. Kiai Zainal menyadari, tidak semua santri memiliki keterampilan militer. Oleh karena itu, dia merasa perlu menggandeng PETA.

(Baca Juga: KH Zainal Mustafa, Penggerak Pesantren di Tanah Sunda Bagian Pertama)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement