Kamis 05 Aug 2021 04:45 WIB

Sejarah di Balik Tersusunnya Kalender Hijriyah

Tersusunnya tahun baru Hijriyah dimulai dari inisiatif di zaman kekhalifahan Umar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Awal bulan baru kalender Hijriyah didasarkan pada pergerakan bulan. Ilustrasi
Foto:

Karena itu pula, arti nama-nama bulan di dalam kalender qomariyah yang digunakan oleh bangsa Arab beberapa di antaranya menunjukkan kondisi musim. Misalnya, Rabi'ul Awal yang artinya musim semi yang pertama. Ramadhan berarti musim panas.

Kaum Quraish saat itu sering menyalahgunakan praktik nasi' tersebut dengan tujuan memperoleh keuntungan dengan kehadiran jamaah haji pada musim yang sama di tiap tahun di mana mereka bisa mengambil keuntungan perniagaan yang lebih besar. Akibatnya, ini menimbulkan ketidakjelasan bilangan bulan tersebut. Hingga kemudian, turun firman Allah SWT yang melarang praktik itu.

"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram..." (QS At-Taubah Ayat 36)

Satu tahun hijriyah terdapat 12 bulan: Muharram; Shafar; Rabi'ul Awal; Rabi'ul Akhir; Jumadil Awal; Jumadil Akhir; Rajab; Sya'ban; Ramadhan; Syawal; Dzulqa'idah; Dzulhijjah. Ada empat bulan Haram, yang di dalamnya tidak boleh ada pertumpahan darah, yaitu Dzulqa'idah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement