Ia mengatakan, hal lain yang menyebabkan sulit tercapainya perdamaian di Afghanistan adalah faktor politik di dalam negeri Afghanistan. Artinya para pemain politik di negara tersebut memang ada yang tidak menginginkan Afghanistan bersatu dan damai.
Selain itu, tambahnya, memang ada faktor eksternal yakni kekuatan asing. Kekuatan asing itu dari Eropa, negara-negara Muslim, dan Amerika.
Ia mencontohkan, dari negara-negara Muslim ada beberapa kelompok ekstremis atau gerakan Islam radikal. Kelompok ekstremis ini punya cabang di Afghanistan. Mereka punya kantor dan pastinya punya kepentingan politik. Menurut Kiai Muhyiddin, hal inilah yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh Afghanistan.
"Negara-negara yang berbatasan dengan Afghanistan juga punya kepentingan politik, misalnya Cina, Rusia, Iran, mereka masing-masing punya kepentingan, rongrongan ke Afganistan terlalu banyak," ujarnya.
Sebagai upaya membantu perdamaian di Afghanistan, Kiai Muhyiddin mengatakan, Indonesia mengundang dan memberikan beasiswa kepada anak-anak Afghanistan agar sekolah di Indonesia. Tujuan utamanya, Indonesia ingin berkontribusi menciptakan perdamaian di Afghanistan.