Serangan bunuh diri itu terjadi saat puluhan ribu orang berusaha melarikan diri sejak kelompok Islam garis keras ini merebut Kabul, pada 15 Agustus.
Sementara itu, Turki mengatakan telah mengadakan pembicaraan pertamanya dengan Taliban di Kabul. Pihaknya masih menilai tawaran kelompok Islamis itu untuk mengelola bandara ibukota Afghanistan.
"Kami telah mengadakan pembicaraan pertama dengan Taliban, yang berlangsung 3,5 jam. Jika perlu, kami akan mengambil kesempatan untuk mengadakan pembicaraan seperti itu lagi," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan, Jumat (27/8).
Dia mengatakan pembicaraan itu diadakan di bagian militer bandara Kabul, di mana kedutaan Turki ditempatkan sementara. Erdogan mengatakan negaranya tidak memiliki kemewahan untuk berdiam diri di wilayah yang bergejolak itu.
"Anda tidak dapat mengetahui apa harapan mereka atau apa harapan kami tanpa berbicara. Apa itu diplomasi? Ini adalah diplomasi,” kata Erdogan saat menanggapi kritik domestik atas keterlibatan Turki dengan kelompok pemberontak.