Selasa 31 Aug 2021 03:42 WIB

Baitul Hikmah Mencerahkan Dunia

Baitul Hikmah menjadi pusat pengetahuan yang tak tertandingi saat itu.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Baitul Hikmah di Badhad.
Foto:

"Pertama-tama, Baitul Hikmah bukan hanya perpustakaan tetapi harta karun pada masa itu. Dan yang lebih penting, mampu mempertemukan para ilmuwan dari berbagai bidang tanpa membeda-bedakan identitas," imbuhnya.

Profesor Mustafa Demir dari Universitas Selcuk, yang ahli dalam sejarah peradaban manusia dan Abad Pertengahan, menjelaskan, ketika periode Dinasti Umayyah berlalu sebagai periode penaklukan, lalu digantikan oleh Abbasiyah pada tahun 750. Kedatangan Abbasiyah secara radikal mengubah dunia dan sejarah Islam. Para penguasa era Abbasiyah menunjukkan kenegarawanan yang halus karena mereka adalah administrator yang terampil dan percaya tidak hanya pada ekspansi tetapi juga memperkuat negara dan budaya di sekitarnya.

"Abbasiyah, di sisi lain, bergerak menuju pendirian institusi daripada hanya berfokus pada penaklukan. Mereka menciptakan kota-kota besar dan Bagdad menjadi simbol kemajuan budaya mereka. Didirikan pada 756, Bagdad menjadi kota terpadat di dunia 30 tahun kemudian. Kami memperkirakan ada 800 ribu penduduk," kata Demir.

Dinasti Abbasiyah agak terinspirasi oleh model Kekaisaran Persia kuno. Dinasti tersebut membentuk unit administrasi di Baghdad dan mendirikan Hizanetul Hikmah (perpustakaan layanan). Antara 750 M dan 800 M, upaya pertama untuk membangun perpustakaan besar dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mansur.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement