Kamis 02 Sep 2021 14:02 WIB

Depati Amir, Patriot Muslim dari Bangka (III-Habis)

Depati Amir adalah figur yang memiliki toleransi yang tinggi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Depati Amir
Foto:

Di antaranya adalah King Tjoan, seorang mantan mandor tanah di Blinyu. Ada pula, Budjang Singkep, Akei Asan, Oeibin, dan Bengol.Berikutnya, Tata, Dayo, Dasum, dan Ko So Sioe, seorang mantan centeng di kompleks pertambangan Singlo Sungailiat. Begitu pula Lannang Amo, The Ling le, Lo Adijien, dan Iksam Moksin dari Pangkalpinang.

Sebagian orang-orang etnis Cina itu bertugas khusus dalam jejaring pasukan Depati Amir. Ada yang menangani pasokan senjata siap pakai, seperti tombak, klewang dan lainnya. Sebagian diamanhi membantu gerakan-gerakan pemberontak di wilayah pertambangan. Kolaborasi Amir dengan mereka berhasil membuat Belanda kewalahan.

Misalnya, ketika ia dibantu puluhan orang Cina saat membakar tambang Sungailiat. Sejak saat itu, dirinya menjadi buronan di mata pejabat kolonial. Bahkan, Dien Madjid mengatakan, orang-orang Cina di Bangka mematuhi komandonya.Termasuk Tjing, yang sengaja menebarkan racun pada nasi yang hendak disajikan kepada sejumlah tentara Belanda.

Baik Amir maupun Tjing, dipandang Belanda sebagai sepasang pejuang yang berbahaya. Dalam korespondensi lintas pemerintah, nama-nama mereka kerapkali disebutkan sebagai tokoh penting, biang keladi kerusuhan di Bangka.Keduanya ibarat representasi dua etnis dominan yang mendiami pulau Bangka, Melayu dan Cina, demikian kutipan laporan tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement