Seperti Hanif, pemuda Muslim Amerika lainnya tumbuh di bawah bias 9/11. Mereka juga menemukan cara untuk melawan bias, mengatur, membuat narasi pribadi yang bernuansa tentang identitas mereka. Dalam prosesnya, mereka telah membangun jembatan dan menantang stereotip.
"(Ada) rasa menjadi Muslim sebagai semacam penanda identitas penting, terlepas dari hubungan Anda dengan Islam sebagai keyakinan," kata Sosiolog Universitas Chicago, Eman Abdelhadi.
Ketidakpercayaan terhadap Muslim tidak dimulai pada 9/11. Akan tetapi secara dramatis meningkat dengan serangan itu.
Ilmuwan politik di Universitas Christopher Newport Virginia, Youssef Chouhoud mengatakan, komunitas Muslim Amerika yang beragam menjadi sorotan. "Perasaan Anda tentang siapa Anda menjadi lebih terbentuk, bukan hanya Muslim tetapi Muslim Amerika," katanya.
"Apa yang membedakan Anda sebagai seorang Muslim Amerika? Bisakah Anda sepenuhnya menjadi keduanya, atau Anda harus memilih? Ada banyak bergulat dengan apa artinya itu," lanjutnya.