Periode itu membuatnya merasa bahwa mencoba mengubah pikiran orang tidak selalu efektif. Akbar akhirnya mengalihkan fokusnya untuk bercerita tentang Muslim Amerika di podcastnya "See Something Say Something."
"Ada banyak humor dalam pengalaman Muslim Amerika juga. Ini bukan hanya kesedihan dan reaksi terhadap kekerasan dan rasisme dan Islamofobia," kata dia.
Sementara Amirah Ahmed (17) lahir setelah serangan. Dia merasa didorong ke dalam perjuangan yang tidak dia buat. Beberapa tahun yang lalu pada peringatan 9/11 sekolahnya di Virginia, dia merasakan tatapan para siswa padanya dan hijabnya.
Untuk ulang tahun berikutnya, dia mengenakan ke'Amerika-annya' sebagai perisai. Dia mengenakan jilbab bendera Amerika untuk berbicara kepada teman-teman sekelasnya dari podium.
Ahmed berbicara tentang menghormati kehidupan mereka yang tewas di Amerika pada 9/11, dan warga Irak yang tewas dalam perang yang diluncurkan pada 2003. Dia mengatakan, itu adalah momen yang begitu kuat.
Akan tetapi dia berharap anak-anaknya di masa depan tidak merasa perlu untuk membuktikan bahwa mereka pantas. "Anak-anak kita akan berada (di sini) jauh setelah era 9/11. Mereka seharusnya tidak harus terus berjuang untuk identitas mereka," ucapnya.