Di sisi lain Ishaq Pathan (26) masih ingat ketika seorang anak laki-laki mengatakan kepadanya, bahwa dia tampak marah dan bertanya-tanya apakah Pathan akan meledakkan sekolah Connecticut mereka.
Dia juga merasa tidak berdaya ketika dibawa ke bandara untuk interogasi tambahan, setelah kembali ke AS setelah semester kuliah di Maroko. Agen itu memeriksa barang-barangnya, termasuk laptop tempat dia menyimpan jurnal pribadi, dan mulai membacanya.
"Saya ingat saya meneteskan air mata. Saya benar-benar dan sama sekali tidak berdaya," kata Pathan.
"Anda pergi ke sekolah dengan orang lain dari latar belakang yang berbeda dan Anda menyadari, apa janji Amerika Serikat. Dan ketika Anda melihatnya tidak memenuhi janji itu, maka saya pikir itu menanamkan dalam diri kita rasa ingin membantu dan memperbaikinya," lanjutnya
Pathan sekarang bekerja sebagai direktur San Francisco Bay Area untuk nirlaba Islamic Networks Group. Dia mencoba membantu generasi muda tumbuh percaya diri dalam identitas Muslim mereka.