Selasa 14 Sep 2021 10:00 WIB

Makna Bendara dan Sejarahnya

Banyak pemikiran masuk dalam perumusan bendera nasional.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Bendera Irak-Suriah/ilustrasi
Foto:

Paracha melanjutkan, banyak pemikiran masuk dalam perumusan bendera nasional. Ada seluruh bidang studi yang didedikasikan untuk meneliti sejarah, simbolisme, dan penggunaan bendera. Namanya Vexillology. Warna dan simbol yang digunakan pada bendera nasional mewakili nilai nasional suatu negara.

Misalnya, sebagian besar negara bekas komunis sering menggunakan warna merah pada bendera mereka. Ini karena merah dikaitkan dengan sosialisme. Mereka juga menggunakan simbol-simbol seperti palu arit atau peralatan lain yang berhubungan dengan petani dan atau pekerja industri (proletariat). 

Sementara, warna biru menonjol di sebagian besar bendera negara Barat. Beberapa 'vexillologist' memahami ini sebagai simbolisasi nilai-nilai liberal-demokratis. Sebagian besar negara berpenduduk mayoritas Muslim menggunakan warna hijau.

Hal ini karena, selama berabad-abad, hijau telah menjadi simbol Islam. Namun, bukan warna hijau seperti itu, tetapi simbol bintang dan bulan sabit yang bahkan lebih umum pada bendera negara-negara mayoritas Muslim. 

Ada berbagai teori tentang mengapa hijau datang untuk melambangkan Islam. Menurut Martin Hinds dalam Studies in Early Islamic History, warna putih dan hitam sering digunakan pada bendera oleh kerajaan Islam awal. Bendera dinasti besar pertama Islam, Umayyah (661-750 M), seluruhnya berwarna putih.

Kekhalifahan Abbasiyah yang muncul setelah menggulingkan Umayyah, mengadopsi bendera hitam untuk membedakan dirinya dari Umayyah yang dikalahkan.

"Menariknya, menurut The New Encyclopaedia Britannica edisi ke-15, kekhalifahan Fatimiyah Syiah-Ismail (909-1171M) yang pertama kali menggunakan warna hijau pada bendera kerajaan Muslim. Kemudian, simbol singa ditambahkan padanya," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement