Meski begitu, beberapa tahun pesan ayat-ayat itu belum banyak mendapat perhatian. Hanya beberapa tokoh yang belajar menulis dari Bisyr dan Harb dan mengenalkan kaligrafi kepada orang Quraisy. Mereka adalah Umar bin Khattab, Usman bin ‘Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Abdullah, Abu Ubaydah bin al-Jarrah, dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Awal kebangkitan minat baca tulis di kalangan Muslimin muncul setelah Nabi hijrah ke Madinah. Rasulullah memberi perhatian besar pada tulis-menulis dan kaligrafi.
Kala itu, para tawanan perang Badar yang tidak mampu membayar tebusan diminta oleh Rasulullah untuk mengajar sepuluh anak muda Madina membaca dan menulis.
Saat wahyu penghabisan turun, Rasulullah sudah memiliki lebih dari 40 ahli tulis. Empat di antara juru tulis utama Rasulullah adalah Zaid bin Sabit, Abdullah bin Zubair, Said bin al-‘As, dan Abdur-Rahman bin al-Haris bin Hisyam.