Senin 20 Sep 2021 19:00 WIB

AGH Muhammad Thahir Lapeo Sang Pembaru di Mandar (III-Habis)

AGH Muhammad Thahir merupakan seorang ulama besar di Sulawesi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Santri tempo dulu tengah mengaji.
Foto:

Setelah muridnya terus bertambah, Imam Lapeo kemudian mendirikan sebuah pesantren. Lembaga pendidikan ini dinamainya al-Diniyah al- Islamiyah Ahlussunnah waljamaah. Dalam proses awal berdirinya, sang imam disokong beberapa orang guru. Santri yang berdatangan untuk belajar agama biasanya ditampung di rumah pribadinya.

Mereka tidak dipungut biaya sepeser pun. Namun, usaha pengembangan Islam yang dilakukan Imam Lapeo dalam pendidikan tidak hanya dilakukan di Lapeo. Dai alumnus Masjidil Haram ini juga melakukan safari dakwah dari kampung ke kampung di kawasan Madar. Bahkan, tidak jarang dirinya merambah pelbagai daerah di Sulawesi Barat.

Metode ketiga dalam syiar Islam yang dijalankannya ialah bertasawuf. Imam Lapeo merupakan seorang mursyid Tarekat Syadziliyah. Jalan salik ini pertama kali dipelajarinya saat ia sedang menuntut ilmu di Padang, Sumatra Barat. Minatnya terhadap tasawuf ala Syadziliyah tidak berkurang tatkala menuntut ilmu di Makkah al-Mukarramah.

Dalam setiap dakwahnya, Imam Lapeo selalu menganjurkan kepada jamaah untuk banyak-banyak beramal saleh. Di antara ibadah sunah yang dianjurkannya ialah shalat dan zikir kepada Allah SWT. Lakukan itu semua secara istikamah. Rata-rata, yang belajar tasawuf kepada Imam Lapeo sudah mengerti syariat Islam. Hanya saja, mereka merasa ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement