Senin 20 Sep 2021 19:00 WIB

AGH Muhammad Thahir Lapeo Sang Pembaru di Mandar (III-Habis)

AGH Muhammad Thahir merupakan seorang ulama besar di Sulawesi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Santri tempo dulu tengah mengaji.
Foto:

Namun, semua upaya yang dilakukan para penjajah tidak dihiraukan olehnya. Kian keras ancaman yang disampaikan para kolonialis itu, Imam Lapeo justru bertambah gigih.

Perjalanan hidup Imam Lapeo sepenuhnya diabadikan untuk ilmu dan umat. Ia dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki banyak karamah. Setidaknya ada puluhan karamah yang ditulis oleh cucu Imam Lapeo sendiri, Syarifuddin Muhsin. 

Dalam keterangannya, lanjut Muhsin, Imam Lapeo diceritakan memiliki 74 karamah (kelebihan). Sebagian di antaranya, berbicara dengan orang mati, menangkap ikan di laut tanpa kail, memendekkan kayu, menghardik jenazah, serta mengatasi ilmu hitam. Imam Lapeo diperkirakan wafat pada 1952 dalam usia 114 tahun, tepatnya pada 27 Ramadhan 1362 Hijriyah.

 

Ia mengembuskan napas terakhirnya di Desa Lapeo, Kecamatan Campalagiang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Jenazahnya dimakamkan di halaman Masjid Nur al-Taubah, yang masyarakat Mandar sebut pula sebagai Masjid (Masigi) Lapeo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement