Selasa 05 Oct 2021 13:00 WIB

Putra Muammar Gaddafi Maju Jadi Capres Libya?

Saif al-Islam dahulu merupakan kandidat pengganti Muammar Gaddafi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Saif Al Islam Gaddafi
Foto:

Selain itu, Pengadilan Banding di Tripoli menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada tahun 2015. Putusan tersebut dikeluarkan secara in absentia pada saat dia ditahan di Zintan. Saif al-Islam dibebaskan oleh para penculiknya pada tahun 2017. Sejak itu, dia tidak pernah tampil di depan umum, kecuali dalam sebuah wawancara dengan New York Times awal tahun ini.

Pendukungnya berpartisipasi dalam Forum Dialog Politik Libya, yang menghasilkan otoritas interim Libya yang baru (pemerintah Abdul Hamid al-Dbeibeh dan Dewan Presiden, dipimpin oleh Muhammad al-Menfi). Jika Saif al-Islam mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang, dia diharapkan mendapatkan hasil yang baik di dalam suku dan kota yang dulu mendukung rezim ayahnya dan berjuang bersamanya dalam revolusi 2011.

Dia juga diyakini menikmati dukungan Rusia yang tidak diumumkan, dan mengetahui bahwa pemerintah Tripoli telah bertahun-tahun menangkap dua orang yang dituduh sebagai agen Rusia, yang berhubungan dengan putra Gaddafi. Hubungannya agak tak baik antara Saif al-Islam dan komandan Tentara Nasional Libya, Field Marshal Khalifa Haftar, karena mungkin melihat putra Gaddafi sebagai pesaing yang tidak diinginkan.

Saif al-Islam juga kemungkinan akan menghadapi ketegangan dengan kelompok Islamis yang mendominasi Libya barat. Padahal, di awal milenium baru, ia memiliki peran penting dalam membebaskan ratusan Islamis, yang dipenjara oleh ayahnya. Tetapi mereka yang menentangnya, bergabung dengan revolusi pada 2011. Pencalonan dan kemenangan Saif al-Islam dalam pemilihan mendatang dapat meningkatkan ketakutan mereka akan kemungkinan pembalasan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement