Kamis 07 Oct 2021 14:46 WIB

Tagihan Listrik Afghanistan Membengkak

Afghanistan terancam tak mendapatkan pasokan listrik.

Rep: Rizki Jaramaya/ Red: Agung Sasongko
Pedagang kaki lima Afghanistan menunggu pelanggan di Kota Tua Kabul, Afghanistan, Selasa, 28 September 2021.
Foto:

Saat ini, tidak ada pemadaman listrik yang signifikandi Kabul atau di tempat lain di Afghanistan. Ahmadzai mengatakan, sejauh ini hanya 38 persen dari 38 juta penduduk Afghanistan yang memiliki akses listrik. 

Pemerintah Taliban sedang berusaha untuk membayar tagihan listrik dan telah meminta negara-negara tetangga untuk menghindari pemutusan pasokan listrik. “Kami memiliki hubungan yang baik dengan mereka dan kami berharap mereka tidak berhenti memberikan pasokan listrik kepada kami," ujar juru bicara Taliban, Bilal Karimi. 

Ketika Taliban mengambil alih kekuasaan, perusahaan listrik Afghanistan telah berjuang untuk mengumpulkan pembayaran dari konsumen karena situasi keamanan dan kondisi ekonomi yang suram. Pemadaman listrik biasa terjadi di Afghanistan, bahkan ketika pemerintah yang didukung AS berkuasa. Taliban ikut bertanggung jawab atas pasokan listrik ketika  mereka menyerang menara transmisi tahun lalu, yang menyebabkan pemadaman listrik di Kabul.

 

Afghanistan membutuhkan sekitar 1.600 megawatt listrik setiap tahun.  Ahmadzai mengatakan sumber listrik domestik Afghanistan, yang meliputi pembangkit listrik tenaga air, panel surya dan bahan bakar fosil, memenuhi sekitar 22 persen dari kebutuhan negara. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement