Rabu 27 Oct 2021 00:14 WIB

Sepak Bola Israel dan Sikap Fan yang Anti-Muslim

Tercatat ada banyak kasus rasisme dan kekerasan dalam sepak bola Israel.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
fan sepak bola Israel (ilustrasi)

Keputusan itu menimbulkan kemarahan publik. Beitar Yerusalem menggambarkannya sebagai perbuatan meludahi wajah para fan yang terluka dan semua penggemar sepak bola Israel.

Untuk diketahui, kekerasan yang dilakukan La Familia terhadap fan tim sendiri merupakan eskalasi dari reaksi rasis yang terdokumentasi dengan baik terhadap setiap pemain Arab atau Muslim yang ditandatangani oleh klub, yang selalu melarang pemain Arab hingga beberapa tahun terakhir.

Pada 2013, para penggemar mengangkat spanduk di tribun yang menyatakan "Beitar selamanya murni," sebagai tanggapan atas niat pemilik saat itu Arkadi Gaydamak untuk menandatangani dua pemain Liga Premier Muslim Chechnya, Zaur Sadayev dan Gabriel Kadiev.

Para fan, yang dipimpin oleh La Familia, meluncurkan kampanye kekerasan yang dirancang untuk mengusir para pemain Muslim, yang penuh dengan slogan-slogan rasis, boikot permainan, dan bahkan pembakaran clubhouse Beitar. Kampanye mereka berhasil sehingga para pemain meninggalkan klub dalam beberapa bulan.

Didukung oleh hasil dari kampanye kekerasan ini dan yang serupa, La Familia mengadakan demonstrasi kekerasan di tempat latihan Beitar tahun lalu ketika muncul berita bahwa Hogeg memajukan investasi di klub oleh pengusaha dari Abu Dhabi.

Kelompok Ultras itu juga mengeluarkan pernyataan, "Sejauh yang kami ketahui, uang tidak masuk hitungan. Prinsip di atas segalanya. Tujuan tidak membenarkan segala cara." Kemarahan mereka didorong oleh identitas calon investor yaitu seorang Muslim Arab.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement