“Kami benar-benar percaya pada kemitraan positif dari kerja bersama membangun bangsa dan menghadapi tantangan yang menimpa umat manusia di mana-mana, seperti perubahan iklim, pandemi, kemiskinan atau pengangguran, serta menciptakan peluang bagi kaum muda”, kata dia.
Ketua Dewan lantas menekankan pentingnya peran perintis para ulama dan pemikir bangsa dalam menghadirkan wacana berdasarkan landasan yang sah. Wacana dibuat dengan mempertimbangkan kekhasan zaman ini, menghormati peraturan dan undang-undangnya, serta membangun masa depan yang lebih baik bagi umat Islam dan non-Muslim.
Hal-hal di atas dinilai penting, apalagi saat ini ada beberapa wacana yang memecah belah umat manusia dan menyajikan agenda-agenda yang merugikan umat Islam dimanapun mereka berada.
Terakhir, ia mencatat Dewan tertarik menjadi tuan rumah bagi sejumlah besar cendekiawan, pemikir dan pemimpin akademis Muslim, sehingga visi dari Abu Dhabi dapat disajikan kepada dunia yang melayani Muslim dan non-Muslim, terkait dengan konsep persatuan Islam.
Visi Abu Dhabi disebut dapat membuka cakrawala peluang yang harus diinvestasikan di masa sekarang dan masa depan, untuk mengembangkan strategi menghadapi tantangan yang dihadapi umat Islam di mana pun mereka berada.