IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana meminta petugas kesehatan haji menggunakan pendekatan promotif dan preventif dalam melakukan mitigasi kesehatan jamaah haji. Permintaan itu disampaikan Budi saat sosialisasi manasik kesehatan haji dan supervisi penyelenggaraan kesehatan haji di Banyumas, Selasa(2/11).
"Promotif, preventif itu bukan program abal abal, jadikan program ini indah di bibir, indah di hati dan indah di ection," kata Budi melalui keterangan tertulisnya kepada Republika.
Budi mengatakan, memang selama ini promotif preventif dianggap orang sebagai kegiatan omong kosong, karena sifatnya satu arah dan hanya teori saja minim praktek. Sehingga wajar kegiatan ini banyak orang tidak begitu memperhatikan jika ada pihak melakukan kegiatan ini.
"Jadi akhirnya promotif preventif ini indah di bibir susah dilakukan," ujarnya.
Karena selama ini orang menganggapnya merupakan kegiatan nomor dua, bukan dijadikan sebagai kegiatan nomor satu. Padahal promotif preventif merupakan kegiatan yang harus diutamakan dalam kegiatan sosialisasi terutama untuk mitigasi kesehatan jamaah haji.
"Kegiatan promotif preventif itu harus kita rubah agar bisa naik kelas menjadi nomor satu," katanya.
Budi menuturkan, pada zaman baheula, kegiatan promotif preventif ini sifatnya satu arah, di mana orang bicara di alun-alun untuk menarik perhatian. Namun, sekarang promotif preventif ini terus berkembang sesuai perubahan zaman dan teknologi.
"Sekarang berkembang lagi ada audio visual, jadi promotif preventif sudah berbentuk video dan visualnya," katanya.
Saat ini, khusus untuk jamaah haji, kegiatan promotif preventif lebih canggih lagi menggunakan teknologi informasi yakni aplikasi Telejamaah. Di mana setiap petugas kesehatan haji dalam bekerjanya dibekali dengan Telejamaah agar dapat memantau jamaah di masing-masing kloternya.
"Jadi daily report berbentuk data kesehatan jamaah. Jadi tidak ada alasan lagi TKHI tidak mengetahui riwayat kesehatan jamaahnya," katanya.