Senin 08 Nov 2021 03:35 WIB

Festival Maulid Nabi Geliatkan Wisata di Lamu

Pekan ini, Lamu di Kenya menjadi pusat kegiatan Festival Maulid Nabi.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Festival Maulid Nabi di Lamu(ilustrasi)
Foto:

Menurutnya, perlu ada lebih banyak intervensi dari pemerintah kabupaten untuk memungkinkan Lamu mendapat manfaat lebih banyak dari festival melalui masuknya pariwisata.

“Pemerintah daerah perlu berinvestasi lebih banyak untuk memasarkan Lamu sebagai tujuan yang menguntungkan dengan penekanan pada pemasaran daerah sebagai pulau festival yang kita kenal,” kata Ketua Kamar Dagang Lamu, Ikhwan Omar.

Sentimen ini diamini oleh Wakil Ketua Asosiasi Turis Lamu Fridah Njogu yang mengatakan bahwa Festival Maulid menghadirkan peluang untuk pemulihan pariwisata.

Eksekutif Pariwisata Lamu Josphat Musembi mengatakan bahwa pemerintah daerah telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa Kota Tua Lamu bersih dengan staf Kotamadya Lamu yang bekerja sepanjang waktu untuk menyukseskan festival. 

"Perayaan Maulid pertama diadakan di Mesir, sekitar 400 tahun setelah kematian nabi pada abad kedelapan. Perayaan itu kemudian menyebar ke Makah di Kerajaan Arab Saudi dan banyak negara lain, termasuk Kenya," kata Syekh Khitamy.

Almarhum Syekh Habib Shaleh, seorang cendekiawan Islam dan ahli pengobatan tradisional dari Kepulauan Komoro, memprakarsai Maulid versi Afrika Timur di Lamu pada abad ke-19, menurut Syekh Khitamy.

"Dia juga mendirikan Masjid Riyadha yang telah menjadi pusat keagamaan Islam yang vital, yang setiap tahun menarik ratusan pengikut dari kawasan dan dunia," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement