Selasa 07 Dec 2021 16:15 WIB

Menyambangi Kawasan Kampung Arab di Pekojan

Pada abad ke-18 Pekojan dikenal sebagai kawasan Kampung Arab.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Agung Sasongko
Suasana luar Masjid An Nawier di Pekojan, Jakarta Utara, Selasa (14/5).
Foto:

Sofiyan mengatakan, di dalam masjid ini terdapat sebuah sumur tua yang tidak pernah habis airnya meskipun sering digunakan un tuk berwudhu maupun minum. Pada malam ke-27 Ramadhan masjid ini akan ramai oleh jamaah, bahkan hingga ke jalanan yang ada di depan masjid. Sebab, pada malam tersebut diadakan buka puasa bersama. Menu yang dihidangkan pun sangat khas Arab, yakni nasi kebuli.

"Dan yang terkenal adalah kopi jahenya. Malam ke-27 Ramadhan di sini pusatnya buka puasa, di Masjid Az-Zawwiyah," ujar Sofiyan.

Masjid Az-Zawwiyah pertama kali dibangun oleh Habib Ahmad bin Hamzah Alatas pada 1812 dan berupa mushala. Baru, sekitar 1990-an bangunan yang memiliki dua lantai ini digunakan sebagai sebuah masjid. Ba ngun an ini didirikan dengan teknik betok ber tulang. Bentuk asli bangunannya pun hanya tersisa sangat sedikit. 

Pendiri masjid ini adalah seorang ulama dari Hadramaut,Yaman. Dia juga dikenal sebagai tokoh yang memperkenalkan kitab Fathul Mu'in atau kitab kuning yang hingga saat ini masih dijadikan sebagai rujukan di kalangan pesantren. Habib Ahmad bin Ham zah Alatas juga merupakan guru dari Habib Abdullah bin Muhsin Alatas, seorang ulama besar yang kemudian berdakwah di daerah Bogor, Jawa Barat.

Tepat di seberang Masjid Az-Zawwiyah terdapat Masjid An-Nawier atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Pekojan. Masjid ini dibangun sekitar 1760. Masjid ini me miliki gaya arsitektural khas ornamen Eropa. Hal itu terlihat dari tiang-tiang pe nyang ganya yang besar dan bergaya khas Indis Empire yang merupakan hasil renovasi mas jid secara bertahap pada abad ke-19. Tidak ha nya itu, gaya arsitektur Arab pun terdapat dalam masjid ini.

Meski dari depan bangunan masjid ini terlihat sempit, saat memasuki area masjid akan terlihat cukup luas dengan luas ba ngun an sekitar 1.500 meter persegi. Ada empat jalan masuk ke dalam masjid, yakni dua buah pintu di bagian barat yang salah satunya me rupakan pintu utama. Kemudian, satu pintu di sebelah selatan masjid dan satu pintu di bagian utara masjid yang dekat dengan ma kam pendirinya, yakni Kapiten Dahlan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement