Rabu 15 Dec 2021 09:45 WIB

Pasca Bom, Syekh Uganda Hentikan Pembelajaran di Masjid

Pembelajaran di masjid dihentikan untuk menghindari kesalahpahaman aksi cuci otak

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Muslim di Kampala Uganda sangat membutuhkan fasilitas masjid yang memadai.
Foto:

Sebuah survei dilakukan di masjid Kisaasi, Mulawa, Kira, Kyaliwajjala, Katooke dan bagian lain dari Kawempe. Hasilnya, ditemukan beberapa Syekh berhenti melakukan khotbah rutin seperti itu karena takut.

Mereka menolak permintaan wawancara untuk menjelaskan keputusan mereka. Di Luweero, Distrik Kadhi, Syekh Ramadhan Mulindwa mendesak semua imam dan pemuka agama lainnya di 250 masjid di Uganda untuk mendaftarkan diri.

Mulindwa mengatakan, sebuah daftar akan membantu para pemimpin melacak orang-orang mereka jika ketahuan tertangkap. Banyak ulama Muslim telah ditangkap atau diculik.

Beberapa pemimpin Muslim yang dinilai vokal telah meninggalkan kelas agama yang dapat dengan mudah disalahartikan sebagai sesi cuci otak.

Adapun pengunduran diri yang dilakukan Syekh Bbosa terjadi setelah serentetan penangkapan tersangka terorisme, setelah ledakan bom 16 November 2021 di Kampala.

Beberapa syekh dan imam telah dikaitkan dengan kegiatan ADF. Bbosa adalah salah satu dari sedikit pemimpin yang keluar secara terbuka, untuk berbicara tentang ketakutannya.

Petugas hubungan masyarakat Dewan Tertinggi Muslim Uganda, Ashraf Zziwa Muvawala, mengatakan dewan tersebut sangat tertarik pada keputusan syekh dan imam yang memilih meninggalkan tugas sukarela mereka karena takut akan nyawanya.

Mufti Sheihk Shaban Mubajje disebut sangat mengikuti perkembangan hilangnya syekh Muslim dan pemimpin lainnya. Dia telah merekomendasikan kasus penangkapan dan penghilangan ini harus dilaporkan langsung ke kantor Dakwah, yang berada di bawahnya.

"Pendaftaran syekh dan imam Muslim yang sedang berlangsung di berbagai tingkat di sembilan wilayah Uganda adalah salah satu cara untuk membantu kami menindaklanjuti setiap pemimpin Muslim yang hilang,” kata dia.

Prinsip yang harus dipegang adalah berbicara hal-hal yang baik dan bermanfaat. Nabi Muhammad SAW mendorong umat-Nya untuk berbicara hal-hal yang bermanfaat. Jika Anda tidak memiliki sesuatu untuk dikatakan, maka diamlah.

Muvawala juga berupaya menjauhkan Islam dari ajaran yang membenarkan pembunuhan. Dia mengatakan, tidak ada ajaran dalam Islam yang mendorong seorang Muslim untuk membunuh agar masuk surga. Tak hanya itu, dia juga mengatakan tidak semua orang dengan nama Arab adalah seorang Muslim.

"Kami berpendapat, jika seorang Muslim atau orang lain telah dituduh melakukan sesuatu, biarkan mereka dibawa ke pengadilan. Ada sindiran bahwa Islam membenarkan terorisme tetapi publik tidak menyetujuinya. Publik tidak mengisolasi kami. Orang-orang telah berkumpul dan menyadari bahwa kita saling membutuhkan," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement