Rabu 23 Mar 2022 17:00 WIB

Shalahuddin al-Ayyubi, Sang Pembebas Baitul Maqdis (I)

Kemenangan Muslimin dalam Perang Hattin pada Juli 1187 mengawali pembebasan itu.

Salahuddin al-Ayubi atau Saladin (ilustrasi).
Foto:

Pada 20 September 1187, Shalahuddin tiba di luar benteng Yerusalem. Di depan Gerbang Damaskus, pahlawan Muslim itu memerintahkan pasukannya untuk melempari benteng tersebut dengan anak panah. Mereka juga mengerahkan berbagai cara guna menjebol dinding yang dijaga ratusan prajurit Kristen di baliknya. Enam hari lamanya, pertempuran yang tidak seimbang itu berlangsung.

Pada 26 September, dinding benteng Yerusalem akhirnya jebol. Namun, Shalahuddin tidak langsung memerintahkan pasukannya untuk menyerbu masuk. Sementara itu, warga sipil sudah sangat putus asa di dalam benteng. Beberapa wanita Kristen melakukan ritual, seperti memotong rambut anak-anak mereka atau menenggelamkan diri sendiri sedalam dagu dalam baskom besar berisi air. Tujuannya untuk bertobat, mengusir murka Tuhan.

Pada akhir bulan September, Balian dengan seorang pengawal menemui Shalahuddin di kamp khusus yang dipasang di sekitar benteng.Kesatria Salib ini bersumpah akan menghancurkan tempat-tempat suci Islam serta membantai ribuan tawanan Muslim yang masih ada di Yerusalem. Itu apabila sang sultan menjalankan penyerangan terhadap orang-orang Kristen di dalam benteng.

Shalahuddin menginginkan pembebasan Yerusalem dengan pertumpahan darah sesedikit mungkin dari pihak Muslimin. Kepada Balian, ia menegaskan, dirinya bukanlah seperti pendahulunya, yang membantai puluhan ribu rakyat sipil saat menyerbu Baitul Makdis pada 1099 silam.

Ya, kekhawatiran tentu menyelubungi benak Balian dan kaum Kristen umumnya yang masih bertahan di dalam benteng Yerusalem. Terbayang pembantaian yang mungkin saja kali ini akan kembali menimpa mereka.

 

 

sumber : Islam Digest
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement