IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memperlihatkan komitmen dalam mengatasi degradasi lahan dan langkah rehabilitasi ekosistem yang dapat dilihat dari rehabilitasi mangrove yang dilakukan saat ini, ujar Deputi Bidang Perencanaan dan Evaluasi Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Satyawan Pudyatmoko.
Ditemui di sela-sela acara forumEnvironment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) G20 di Jakarta, Rabu, Satyawan mengatakan Indonesia ingin menunjukkan bahwa apa yang sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo di COP-26 di Glasgow, Inggris bukan hanya sekedar janji tapi komitmen yang diwujudkan dengan langkah nyata.
"Yang pertama dengan komitmen untuk merehabilitasi (mangrove) 600.000 hektare. Ini tentu bukan suatu perkara kecil, tapi menunjukkan kepada dunia segini besarnya komitmen Indonesia," tuturnya.
Indonesia sendiri menargetkan akan melakukan rehabilitasi mangrove di lahan seluas 600.000 hektare sampai dengan 2024.
Dia juga mengatakan bahwa hasil yang sudah dilakukan Indonesia untuk melakukan rehabilitasi akan diperlihatkan dalam pertemuan tingkat menteri negara anggota G20 yang dilakukan beberapa waktu ke depan.
Indonesia akan memperlihatkan kepada negara-negara anggota G20 keberhasilan rehabilitasi mangrove di Tahura, Bali, yang merupakan bekas tambak yang kembali dipulihkan menjadi kawasan mangrove.
"Artinya, Indonesia ingin memberikan lesson learned bahwa tambak pun bisa diperbaiki lagi menjadi mangrove yang bagus asalkan ada komitmen," katanya.
Selain itu, dalam forum EDM-CSWG G20 juga ingin didorong penguatan kerja sama antar negara-negara anggota yang berdasarkan contoh-contoh keberhasilan rehabilitasi mangrove.
"Indonesia ingin menggalang itu, komitmen dari berbagai negara mari bersama-sama memperbaiki mangrove tidak hanya yang ada di Indonesia tapi juga di negara-negara lain yang perlu direhabilitasi," demikian Satyawan Pudyatmoko.*