IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia mendapat desakan untuk berdiskusi dengan pelaku industri, terkait pelaksanaan umroh. Pemerintah diminta mencari cara menurunkan harga paket umroh yang kini dikabarkan terus meningkat dan membebani calon jamaah.
Executive Chairman Omrah Travel Sdn Bhd Datuk Ahmad Tajuddin Idris Al-Manhaji mengatakan, diskusi juga diperlukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab kenaikan harga dan bagaimana cara menekannya.
“Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya mungkin dapat berperan mengadakan pertemuan dengan asosiasi biro perjalanan, untuk membahas sejauh mana peningkatan dan apa yang dapat dilakukan pemerintah untuk membantu, agar masyarakat tidak sepenuhnya menyalahkan biro perjalanan," ucap dia dikutip di The Sun Daily, Kamis (26/1/2023).
Ia menyebut pemerintah bisa memberikan subsidi bagi yang menggunakan hotel milik pemerintah di Saudi sehingga harganya bisa ditekan. Hal ini ia sampaikan saat tampil sebagai tamu dalam program 'Apa Khabar Malaysia', bertajuk Kenaikan Biaya Perjalanan Haji dan Umrah 2023.
Ahmad Tajuddin mengatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi kenaikan harga paket umrah. Mereka antara lain nilai tukar mata uang nasional yang lebih rendah dibandingkan dengan riyal, tingginya permintaan, serta upaya menghidupkan kembali bisnis para pelaku industri.
Ia pun mengakui telah terjadi kenaikan harga untuk menunaikan umroh setelah dua tahun umat Islam di seluruh dunia tidak dapat melakukannya. Kondisi ini menyebabkan permintaan lebih tinggi dari penawaran, dengan kurangnya penerbangan dan jumlah akomodasi, yang mana saat ini hotel di Saudi banyak yang sedang direnovasi.
“Pelaku industri juga memanfaatkan kesempatan menaikkan harga untuk menghidupkan kembali usahanya, setelah terhenti selama dua tahun akibat Covid-19,” lanjut dia.
Ia menambahkan, perubahan harga paket di menit terakhir juga memberatkan calon jamaah umroh. Hal ini bisa terjadi karena belum adanya kesepakatan hitam putih antara agen travel setempat dengan penyedia jasa di Tanah Suci.
“Kalau ada kesepakatan hitam putih, isu apapun terkait kenaikan mendadak bisa dilaporkan ke pihak berwajib (di Malaysia). Saya kira hotel-hotel di sana juga tidak berani melanggar hukum dengan menaikkan harga hotel seenaknya,” ucapnya.
Perwakilan perusahaan Enabat Al-Manasek Arab Saudi di Malaysia, Ustadz Ahmad Fazrin Yahaya, dalam kesempatan yang sama mengatakan isu kenaikan harga paket umroh tidak hanya dirasakan di Malaysia. Kondisi tersebut merupakan krisis di seluruh dunia.
“Pada dasarnya terjadi di hampir semua negara yang terlibat dalam industri haji dan umroh, misalnya negara tetangga kita Singapura, Indonesia dan Thailand juga menghadapi hal yang sama," kata dia.
Para pelaku industri disebut buru-buru berupaya mendapatkan reservasi hotel yang katanya sangat alot dan pemesanan tinggi, setelah musim haji tahun lalu.