Senin 16 Sep 2013 21:30 WIB

Menag Beberkan 'Modus' Penyimpangan Haji

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Menteri Agama Suryadharma Ali.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Agama Suryadharma Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Suryadharma Ali menilai saat ini sangat rawat terjadi penyimpangan haji. Menurutnya, potensi tersebut sangatlah besar.

“Potensi penyimpangan di tengah masyarakat yang dilakukan oknum sangatlah terbuka saat ini,” katanya, Senin (16/8). Sedikitnya, ia menyebut ada tiga potensi penyimpangan haji.

Pertama, terkait dengan jamaah haji non kuota. Menurutnya, cukup lamanya antrean untuk naik haji lewat jalur pemerintah seringkali dimanfaatkan oknum tertentu.

“Karena sangat sulit untuk naik haji, sehingga masyarakat menunggu bertahun-tahun. Nah, inilah yang dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Kedua, adanya pengumpulan uang jasa dan kelompok-kelompok yang mewakilkan atau membadalkan haji di tanah suci. Selanjutnya, adanya berupa pengumpulan uang dari pihak tertentu mengambil keuntungan.

"Selain itu, ada sekelompok orang yang menawarkan diri membadalkan haji," katanya. Pemerintah, kata dia, memang memiliki program membadalkan haji. Akan tetapi, hal tersebut diklaimnya berjalan sangat terukur bagi jemaah haji yang berangkat ke Makkah.

Sementara untuk wukuf, kata Menag, sama sekali tidak dipungut biaya. "Seandainya jamaah haji sakit pada waktu wukuf, petugas akan membawa jemaah haji untuk diwukufkan. Jamaah yang dibadalkan tidak dipungut biaya," imbuhnya.Ia pun berharap masyarakat tidak terkecoh dengan penyimpangan-penyimpangan tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement