REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Pemerintah Indonesia sepakat untuk menjalin kerja sama dengan negara-negara lain tentang pelaksanaan haji, dan salah satunya adalah dengan Pakistan.
Untuk mewujudkan ini, Amirul Hajj yang juga Menteri Agama Suryadharma Ali bertemu dengan Menteri Urusan Haji dan Harmoni Antaragama Pakistan Shadar Mohammad Yusuf, di Madinah, Rabu (09/10) petang waktu setempat.
"Kami melakukan pertemuan untuk berbicara berkaitan dengan peningkatan kerja sama pemerintah Indonesia dan Pakistan, bidang pendidikan agama dan pelaksanaan haji,’’ kata Menag seperti dilansir Media Center Haji (MCH).
Dalam pertemuan di Haram Tower, Hotel Monvepick, Madinah, itu Menag didampingi Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI Anggito Abimanyu.
Selain itu, tampak Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Makruf Amin, dan sejumlah tokoh agama. Di antaraya KH Masdar F Mas’udi (ketua PB NU) dan Prof. Syafiq Mughni (Muhammadiyah).
Upaya menjalin kerja sama tersebut bukan tanpa pertimbangan. Sebab, Pakistan dan Indonesia sama-sama memiliki kuota haji paling banyak dan pengirim jamaah haji terbesar di dunia.
Kuota haji Palestina sekitar 200 ribu, sedangkan Indonesia sebesar 211 ribu. Di bawah Indonesia dan Pakistan, negara pengirim jamaah haji terbesar masing-masing India, Malaysia, dan Turki.
Menurut Menag, dalam melayani jamaah haji setiap negara tentu memiliki kelebihan sendiri-sendiri, mulai pengaturan layanan pemondokan, transportasi hingga katering atau konsumsi.
‘’Pemerintah Pakistan sangat interest untuk mempelajari tata cara haji di Indonesia. Dan, itu kita sambut untuk saling belajar. Pakistan tentu ada kelebihan-kelebihannya,’’ ujarnya.