Sabtu 20 Sep 2014 11:51 WIB

Ibadah di Pesawat

Pesawat pengangkut jamaah haji.
Foto: Republika/Edwi Dwi Putranto/ca
Pesawat pengangkut jamaah haji.

Diasuh oleh: Ustaz HM Rizal Fadillah

Assalamualaikum wr wb.

Ustaz, amalan apa saja yang harus dilakukan calon jamaah haji saat berada di pesawat atau dalam perjalanan menuju Tanah Suci?

Reynold – Padang

Waalaikumussalam wr wb.

Ibadah haji yang prosesinya di Arab Saudi itu memiki dua dimensi besar, yaitu ibadah manasik haji itu sendiri dan ibadah selama perjalanan. Amalan ibadah dalam perjalanan termasuk selama berada di pesawat tentunya.    

Menaiki kendaraan, termasuk pesawat, diawali dengan berdoa memohon perlindungan kepada Allah. Adapun doanya bebas menurut yang kita hafal atau mengerti. Lebih afdal jika berdoa dengan doa yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Biasanya, pembimbing haji atau kru pesawat suka menuntun kita untuk membaca doa safar Nabi SAW tersebut. Mengisi waktu selama perjalanan dengan berzikir, menghafal doa-doa, atau membaca buku manasik haji. Tentu saja, melakukan pula penyegaran-penyegaran dengan aktivitas komunikasi atau hiburan yang bermakna.

Untuk ibadah shalat,  dilakukan sambil duduk saja dengan menjamak qashar shalat-shalat fardhu, yaitu Zhuhur dengan Ashar, Maghrib dengan Isya. Jika sulit shalat berjamaah, munfarid pun tidak mengapa. Mengenai qasharnya shalat selama safar Ibnu Umar berkata, “Mendampingi Rasulullah SAW dalam perjalanan, Beliau tidak melebihi shalatnya dari dua rakaat. Begitu juga Abu Bakar, Umar, dan Usman.” (HR Bukhori Muslim).

Ayat Alquran an-Nisa 101 menyatakan, “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi maka tak mengapa kamu mengqashar shalatmu.” Imam Malik menyebutkan qashar sebagai sunah muakaddah (sunah yang diprioritaskan), Imam Syafi’i dan Hambali menyatakan, rukhshah (kemudahan), sedangkan Imam hanafi menilai/ sebagai ‘azimah (harus dikerjakan).

Jarak waktu dan lama tidak ditentukan. Penduduk Makkah yang berangkat ke Mina oleh Nabi diperintahkan mengqashar shalat. Rasulullah SAW mengqashar selama 19 hari pada Fathu Makkah (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi). Ibnu Umar selama enam bulan ketika di Azerbaijan.

Mengenai bersuci sebelum shalat dilakukan dengan cara tayamum sebagai kemudahan dari Allah, “Maka bertayamumlah dengan debu yang baik, usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu.” (QS al-Maaidah 6). “...lalu beliau SAW meletakkan kedua tangannya di tanah dan meniupnya, kemudian mengusap muka (wajhahu) dan kedua telapak tangannya (kafaihi).” (HR Bukhari-Muslim).

Meskipun di pesawat itu ada air, akan tetapi keterbatasan serta ruang yang ada tidak leluasa untuk berwudhu, tayamum adalah penggantinya. Cukup dengan bismillah menempelkan telapak tangan ke sandaran kursi, lalu mengusapkan ke wajah dan kedua telapak tangan.

Mengingat perjalanan cukup jauh dan lama, beristirahat cukup dalam pesawat juga dianjurkan dan jika waktu makan tiba jangan lupa berdoa sebelum dan setelah menyantap makan yang disediakan tersebut. Bagi mereka yang mengambil miqat di pesawat maka jika sudah diberi aba-aba, baik oleh pembimbing atau kru maka berganti pakaian, berniat untuk umrah, lalu bertalbiyah.

Bagi yang mengambil miqat di Jeddah atau akan ke Madinah dahulu, tentu akan menunda berganti pakaian dan ihlal umrahnya kemudian. Jika pesawat sudah mendarat maka sebaiknya berdoa dengan doa-doa yang baik.

Jamaah bisa membaca, "Allahumma inni as-aluka khoiraha wa khoiro ahliha wa khoiro maa fiiha, wa audzubika min syarriha wa syarri ahliiha wa syarri maa fiiha” (Wahai Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu atas segala kebaikan-Mu, kebaikan penduduknya, dan kebaikan segala apa yang ada ditempat tujuan ini. Dan, aku berlindung kepada-Mu dari segala keburukkan, keburukan penduduk di sini, dan keburukkan dari apa-apa yang ada di tempat tujuan ini). Doa ini bisa diamalkan juga pada tempat-tempat tiba di tujuan perjalanan selama di Tanah Suci.   

Jika ada pertanyaan seputar haji, silakan kirim pertanyaan Anda ke e-mail: [email protected].

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement