Selasa 14 Oct 2014 15:14 WIB

E-Hajj, Solusi Haji (2-habis)

 E-hajj adalah sistem penyelenggaraan haji berbasis elektronik.
Foto: Republika/Yogi Ardhi/ca
E-hajj adalah sistem penyelenggaraan haji berbasis elektronik.

Oleh: Zaky Al Hamzah/c78     

E-hajj juga akan membuat layanan administrasi cepat dan praktis di bandara.

Informasi bus yang akan mengangkut mereka dari airport, nama hotel, atau pemondokan yang akan ditempati baik di Makkah, Madinah, maupun Jeddah, tenda nomor berapa yang akan mereka tempati di Arafah dan Mina hingga tanggal pemulangan dan pesawat apa yang ditumpangi. Semua itu akan dapat diakses dengan mudah.

Program e-hajj dilengkapi fasilitas canggih berupa kartu yang dilengkapi biometri dan berfungsi merekam serta menyimpan berbagai informasi soal pelayanan haji.

Biometri, lanjut Jasin, juga dapat dipakai untuk mendeteksi jamaah apakah sudah pernah berangkat haji atau belum. Dengan sistem tersebut, antrean panjang jamaah hingga 10 tahun, bahkan belasan tahun dapat dikurangi dengan program pencegahan sementara bagi orang yang sudah pergi haji.

“Mereka yang sudah pernah haji untuk sementara tidak boleh berangkat lagi, akan terdeteksi dengan alat tersebut,” katanya.

Penerapan sistem e-hajj pun mulai diujicobakan pada musim haji tahun ini. Hanya, pelaksanaannya dinilai belum efektif untuk sistem transportasi jamaah calon haji.

Pegawai Naqoba masih terlihat sibuk menempel stiker barcode di paspor jamaah calon haji asal Indonesia sesaat ketika mendarat di Bandara International King Abdul Aziz, Jeddah, sehingga prosesnya memakan waktu lama.

Padahal, sistem e-hajj sudah berjalan efektif dalam proses imigrasi. Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Jeddah Ahmad Abdullah Yunus mengatakan, penerapan sistem e-hajj seharusnya membuat stiker dengan barcode Naqoba (Organda di Arab Saudi) tidak perlu ditempel lagi saat jamaah sudah turun dari pesawat.

"Jadi tidak efektif, memakan waktu. Harusnya, tinggal pakai alat tembak karena semua sudah terintegrasi dengan sistem di imigrasi," katanya saat ditemui di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Sabtu (6/9).

Yunus langsung melaporkan keluhan tersebut kepada pihak Kementerian Haji Arab Saudi ketika pejabatnya sedang meninjau bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement