REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para calon jamaah haji perlu memanfaatkan waktu istirahat seoptimal mungkin. Ini agar, para calon jamaah memiliki kekuatan fisik prima dalam menjalani setiap tahapan haji.
"Sebagian besar pelaksanaan ibadah haji itu banyak dengan berjalan kaki jadi kesehatan secara fisik harus dijaga. Waktu tidur ya tidur, makan ya makan dan ibadah harus konsentrasi," ungkap Pimpinan Dakwah Kreatif (iHaqi), Ustaz Erick Yusuf kepada ROL, Selasa Malam (11/8).
Menurut Kang Erick, demikian sapaan akrabnya, perjalanan ke tanah suci tak hanya menguras fisik tapi juga mental. Lanjutnya, haji merupakan ritual yang tidak ringan karena mengeluakran tenaga yang besar dari mulai 'mabid' di mina hingga ke padang arafah.
Keilmuan akan rukun haji, terang Erik, menjadi pengetahuan yang harus dimiliki setiap jamaah. Katanya, pelaksanaan haji harus teliti dan jangan sampai ada rukun yang terlewatkan, bahkan kalau bisa sampai ke sunah-sunahnya.
"Untungnya orang Indonesia sudah saling mengingatkan sehingga rukun haji InsyaAllah tidak ada yang terlewat," ungkap Kang Erick.
Ia mengungkap, sebagai seorang calon haji akan ada banyak cobaan yang mendatangi. Katanya, jamaah diharuskan ikhlas dengan tidak mengeluh pada kondisi yang terjadi di tanah suci.
Matinya pengatur suhu udara, molornya kedatangan jadwal makanan hingga berbagi toilet harus dilaksananan dengan penuh keikhlasan dari para jamaah. Erik mengatakan kalau sudah mengunakan pakaian ihram, artinya jamaah harus mulai bisa menerima apa yang terjadi disana.
"Tapi kalau sampai kedatangan makanan basi itu baru sebuah fenomena," ucapnya.