REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua komisi VIII DPR Saleh Partaonan Daulay mengatakan, jamaah haji harus terlepas dari rasa khawatir. Ia menilai kendala penyelesaian visa bagi keberangkatan jamaah bisa saja menimbulkan perasaan cemas.
Berdasarkan tradisi di Indonesa, jamaah haji biasanya melakukan acara perpisahan sebelum keberangkatan ke tanah suci atau yang biasa disebut walimatus safar. Menurutnya, jika ada jamaah haji yang gagal berangkat sesuai waktunya tentu akan menimbulkan perasaan tidak tenang.
"Ada jamaah yang merasa was-was karena sudah melakukan walimatus safar. Mereka sudah atur cuti dan melakuka pengajian. Jadi nanti bisa kacau jadwal orang kalau berangkat tidak tepat waktu," katanya.
Saleh pun tak menampik jika rasa malu bisa saja hinggap di benak jamaah yang telat berangkat."Bagaimana bisa jelaskan ke saudara kalau sudah ucapkan perpisahan. Semoga jamaah haji bebas dari rasa was-was," ujarnya. ia berharap penyedia jasa haji beserta pemerintah bisa menyelesaikan urusan visa tepat waktu.
Ia menjelaskan Dirjen PHU berjanji akan bersungguh-sungguh setelah berkoordinasi dengannya beberapa waktu lalu. Pasalnya berdasarkan data yang dimilikinya pada Sabtu lalu, visa yang sudah rampung baru mencapai 95 ribu. Padahal total jamaah ada 168.800. Sehingga masih ada selisih sekitar 73 ribu."Kan kita takutnya kalau jamaah haji telat berangkat pasti dikira dianggapnya ada masalah," ujarnya.