REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Petugas tidak hanya mempersiapkan layanan pemondokan. Layanan yang juga paling krusial selama penyelenggaraan ibadah haji, yaitu kesehatan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H bidang kesehatan mulai mempersiapkan fasilitas kesehatan di setiap sektor.
Persiapan layanan kesehatan seperti terlihat di Sektor 4 Daker Makkah. Perawat Sektor 4 Daker Makkah Kristianti Setyaningsih mengatakan petugas medis sudah mulai melakukan persiapan mulai dari mengambil obat dan alat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah serta pengaturan fasilitas layanan medis.
Perawat Rumah Sakit Jiwa Suroyo di Magelang itu menjelaskan layanan medis di Sektor 4 akan diberikan oleh tiga orang dokter yang terdiri dari dokter umum, dokter penyakit dalam atau internis, dan spesialis paru-paru.
Mereka dibantu oleh tiga perawat, yaitu dua perawat jiwa dan satu perawat umum. Juga, seorang apoteker dan seorang sanitasi surveillance. “Tugas sansur atau sanitasi surveillance di antaranya melaporkan kejadian luar biasa,” kata Kristianti.
Layanan medis di Sektor 4 Daker Makkah dipusatkan di Hotel Tawarat Al-Masyair Shesha, tepatnya di hall seluas 15x4 meter persegi. Fasilitas yang tersedia di ruang medis yaitu klinik sektor, ruang unit gawat darurat (UGD), ruang pendaftaran, lemari penyimpanan obat, dan ruang untuk apoteker dan pengawasan sanitasi.
“Juga ada satu ruangan untuk klinik maktab yang dikelola oleh tim kesehatan kloter atau TKHI. Biasanya TKHI terdiri dari dua dokter dan satu perawat,” kata Kristianti.
Fasilitas lainnya, yaitu ruang rawat inap sementara sebelum dirujuk ke BPIH. Kristianti memerinci, ruang rawat inap tersebut akan memiliki enam kamar tidur, masing-masing tiga untuk laki-laki dan perempuan. “Ada sekatnya,” kata dia.
Perawat lainnya, Ernawati, menjelaskan rawat inap di sektor hanya bersifat sementara. Jamaah dirawat di sektor paling lama tiga hari. Jika hingga tiga hari belum membaik maka jamaah akan langsung dirujuk ke BPHI.
“Misalnya diare, biasanya dua hari sudah sembuh. Tapi kalau belum sembuh dan kesadaran menurun maka langsung dirujuk. Kalau jantung yang butuh penanganan, kita langsung rujuk. Tidak tunggu dua hari,” ujar dia.
Ernawati menjelaskan ada prosedur untuk merujuk jamaah yang sakit ke BPHI. Jamaah yang sakit harus didampingi keluarga atau Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI), perawat dari sektor, dan sanitasi surveillance. “Kita hubungi transportasi untuk membawa ke BPHI,” ujar dia.
Sektor 4 akan menerima kedatangan 18.038 jamaah yang terbagi dalam 44 kloter dari sembilan embarkasi. Puluhan ribu jamaah haji itu akan ditempatkan di 15 hotel. Hotel Tawarat yang merupakan pemondokan dengan kapasitas terbesar akan ditempati 5.399 jamaah.
Tahun ini, ada 168.800 jamaah haji asal Indonesia yang terdiri dari 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus. Kelompok terbang (kloter) 01 dari Embarkasi Makkassar (UPG I) telah tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) pada Jumat (21/08).
Mereka akan berada di Madinah Al-Munawwarah selama 9 hari, sebelum diberangkatkan ke Makkah al-Mukarramah. Diperkirakan, kloter 01 UPG itu akan tiba di Makkah pada 30 Agustus 2015.