Ahad 23 Aug 2015 14:02 WIB

Potensi Sampah dan Kekurangan Air di Makkah

Rep: ratna puspita/ Red: Damanhuri Zuhri
Haji
Foto: AP/Hassan Ammar
Haji

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH – Dua persoalan yang perlu diantisipasi selama penyelenggaraan ibadah haji di Makkah, yaitu sampah dan pasokan air. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah menyatakan sudah menyiapkan strategi agar dua hal tersebut tidak menjadi masalah yang mengganggu pelaksanaan ibadah haji.

Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat mengatakan pemilik pemondokan sudah berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik pada jamaah haji asal Indonesia. Komitmen tersebut termasuk layanan pengangkutan sampah dan keamanan.

Tak hanya sampah dari boks katering, namun juga berbagai sampah yang dibuang jamaah haji Indonesia. “Kalau jamaah buang sampah, mereka akan langsung mengangkutnya,” kata Arsyad, Sabtu (22/8) malam waktu setempat.

Pemilik-pemilik pemondokan sudah menyewa jasa pengangkutan sampah agar tidak ada masalah lingkungan. Arsyad mencontohkan, pemilik gedung terbesar yang akan dihuni 21.500 jamaah di Sektor 8 sudah mengontrak perusahaan professional yang akan mengelola sampah katering. Panitia pun berharap tidak ada kotoran yang menumpuk di pemondokan setelah jamaah selesai makan.

Daker Makkah juga melakukan pengawasan terkait ketersediaan air. Arsyad menyatakan dia sudah meminta semua petugas sektor untuk mengawasi ketersediaan air. Jamaah yang paling terasa imbas kekurangan air, yaitu mereka yang tinggal di lantai paling atas pemondokan.

Setiap kali ada kekurangan air di tingkat paling atas, Arsyad menuturkan, pengawas perumahan harus langsung merespon dengan menyiapkan pasokan air. Sebelum habis, air sudah harus diisi kembali. Petugas tidak boleh menunggu hingga jamaah yang tinggal lantai bagian bawah terkena imbas kekurangan air.

Arsyad menyatakan, ketersediaan air untuk jamaah sudah menjadi tanggung jawab pemilik pemondokan. Karena itu, pemerintah Indonesia juga siap memberikan sanksi kalau pasokan air terganggu. “Seumpama tidak ada air dan pemilik tidak ada, kita langsung ambil inisiatif. Tapi, nanti kita potong pembayaran‎nya,” ujar dia.

Sebanyak 168.800 jamaah haji asal Indonesia akan berkumpul bersama jamaah haji dari negara lain di Makkah bulan depan. Konsentrasi jutaan manusia pada waktu bersamaan memunculkan persoalan lingkungan di Makkah.

Arsyad pun mengimbau jamaah haji asal Indonesia juga memiliki kepedulian untuk menjaga lingkungan, termasuk menjaga sampah dan tidak boros menggunakan air. Makkah merupakan pusat ibadah dalam prosesi haji sehingga semua orang harus menciptakan kondisi yang bersih, rapi, dan teratur.

Jamaah haji diminta tidak membuang sampah sembarangan dan menutup keran air ketika tidak digunakan. “Di sini berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, air bisa tidak habis meski keran terus dibuka. Tapi, di sini akan habis kalau keran air terus dibuka. Jadi, harus ditutup ketika tidak digunakan,” kata Arsyad.

Arsyad juga mengingatkan petugas untuk melayani jamaah haji dengan maksimal. Petugas harus memahami proses jamaah untuk berangkat haji tidak mudah. “Mereka harus menabung bertahun-tahun. Kalau kita sia-siakan mereka, itu dosa besar,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement