Senin 24 Aug 2015 17:41 WIB

Layanan Makan Siang Dimulai 31 Agustus 2015

Katering haji
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Katering haji

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -– Layanan makan siang untuk jamaah haji asal Indonesia di Makkah, Arab Saudi, dimulai 31 Agustus mendatang. Petugas harus memaksimalkan waktu tersisa untuk memberikan arahan pada juru masak dari perusahaan katering.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis mengatakan layanan 15 kali makan siang akan dimulai 31 Agustus 2015 atau satu hari setelah kedatangan kelompok terbang (kloter) pertama di Makkah. “Petugas harus menjelaskan ini kepada jamaah,” ujar dia, Senin (24/8).

Petugas juga harus menyosialisasikan informasi terkait layanan makan siang yang baru mulai dilakukan tahun ini. Misalnya, layanan makan siang diberikan sebelum waktu shalat Dzhuhur atau paling lambat pukul 11.00 Waktu Arab Saudi.

Layanan makan siang diberikan sebanyak 15 kali selama jamaah tinggal di Makkah. Layanan akan berhenti sementara tujuh hari sebelum Arafah atau mulai 16 September 2015. Jamaah haji asal Indonesia akan kembali mendapatkan layanan makan siang enam hari pascawukuf pada 3 Oktober 2015.

“Jadi sampaikan kepada para jamaah agar mereka menyiapkan bekal makanan. Apakah itu dengan memasak sendiri atau membeli di sekitar Masjidil Haram,” kata Sri.

Sri juga memerintahkan pengawas katering untuk membuat standar bumbu dan cara penyajian. Sebab, penyedia katering di Makkah belum berpengalaman melayani jamaah haji asal Indonesia.

Pengawas katering harus memberikan arahan atau //briefing// kepada para juru masak dari perusahaan katering para chef. “Kasih tahu caranya. Kalau tidak bisa, beli bumbu jadi agar rasanya tidak keluar dari yang seharusnya,” ujar Sri.

Pengawas katering juga harus melakukan pengawasan dengan ketat di dapur. Pengawasan meliputi proses memasak, rujukan menu dan porsi makanan harus sesuai dengan kontrak. Petugas juga harus memerika apakah bahan baku makanan sudah kedaluarsa atau belum.

Sri tidak ingin kejadian di Madinah terulang. Penyedia katering tidak menyediakan makanan sesuai kontrak seperti porsi makan berkurang. “Jangan sampai jadi masalah. Ambil pengalaman di Madinah untuk dibagi ke teman-teman di Makkah,” ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement