REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -– Rangkaian prosesi ibadah haji merupakan napak tilas perjuangan Nabi Ibrahim dalam mewujudkan ketaqwaan terhadap Allah SWT. Jamaah haji asal Indonesia pun harus mampu meneladani Nabi Ibrahim.
Pelaksana Bimbingan Ibadah Daker Makkah Profesor Aswadi mengatakan Nabi Ibrahim tidak hanya memikirkan diri sendiri ketika berdoa untuk kemakmuran Makkah.
“Belajar menyenangkan orang lain seperti Nabi Ibrahim,” kata dia, ketika memberikan ceramah di Pemondokan 912, Sektor 9, Hotel Tharwat Zam Zam, Misfalah, Makkah, Sabtu (5/9).
Aswadi menyatakan Nabi Ibrahim sebagai manusia sangat yakin akan kekuasaan Allah. Makkah merupakan kota yang gersang, tandus, dan mustahil dapat memberikan kemakmuran kepada banyak orang. Namun, Nabi Ibrahim tidak berputus asa dan memohon kepada Allah SWT.
Nabi Ibrahim yakin Allah SWT mampu mengubah tanah tandus menjadi makmur. “Setelah ada kemakmuran, kemakmuran itu tidak dimiliki sendiri. Kalau mendapatkan kegembiraaan maka harus menggembirakan orang lain,” ujar Aswadi.
Aswadi menambahkan Nabi Ibrahim bukan hanya menyenangkan yang beriman, namun juga yang tidak beriman. Jamaah haji pun harus dapat menyenangkan semua orang, baik yang beriman maupun tidak. “Bermanfaat untuk semuanya. Tidak hanya untuk orang, harus bermanfaat lingkungannya,” ujar dia.
Aswadi menyatakan tanda-tanda haji mabrur, di antara lain orang mendapatkan berkat dan manfaat dari kehadiran kita. “Jadilah orang yang tenang, senang, dan juga menyenangkan orang lain. Tawaf jangan menyikut-nyikut orang, itu tidak boleh,” ujar dia.