Kamis 17 Sep 2015 14:19 WIB

Kemenkes Saudi Sampaikan Simpati ke Korban Crane

Rep: ratna puspita/ Red: Damanhuri Zuhri
 Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9).   (Reuters/Mohamed Al Hwaity)
Crane proyek perluasan masjid yang jatuh di Masjidil Haram, Makkah, Sabtu (12/9). (Reuters/Mohamed Al Hwaity)

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengundang ratusan jamaah haji dari seluruh dunia yang menjadi korban luka karena mobile crane di Auditorium RS Al Noor, Makkah, Rabu (16/9) malam waktu setempat. Kemenkes Saudi menyampaikan simpati dan duka kepada para korban.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Arsyad Hidayat turut mendampingi 29 korban luka asal Indonesia. Menurut Arsyad, Kemenkes Saudi menyampaikan pernyataan berduka dari Kerajaan Arab Saudi terhadap para korban mobile crane.

Pernyataan duka bagi jamaah yang wafat dan juga terluka pada musibah yang terjadi pada Jumat (11/9) pekan lalu. "Ikut berduka cita. Ikut bersimpati berharap semoga jamaah mudah-mudahan bisa menyelesaikan ibadah hajinya Didoakan semoga menjadi haji yang mabrur," kata Arsyad.

Pernyataan simpati dan duka dilakukan di Auditorium RS Al Noor. Ada ratusan korban luka akibat mobile crane terjungkal di Masjidil Haram. Mereka berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, India, Pakistan, dan Turki.

Tampak 29 korban luka merupakan jamaah haji dari Indonesia. Sebagian besar jamaah Indonesia yang hadir di acara itu sebenarnya sudah tidak lagi dirawat di rumah sakit. Namun, petugas PPIH membawa kembali untuk memenuhi undangan Kemenkes Arab Saudi.

Sebagian besar jamaah yang hadir sudah pulih meskipun masih tampak lebam di bagian wajah atau pun mengenakan perban. Ada pula yang berjalan dengan tertatih. Ada pula yang menggunakan kursi roda.

Salah satu korban asal Indonesia Maman Rahman dari Kelompok terbang Jakarta-Pondok Gede (JKG) 04 mengatakan dia bersyukur selamat dan dapat kembali ke kloternya. Saat kejadian, Maman sebenarnya jauh dari titik jatuhnya bola crane.

Tapi, dia panik ketika bola itu menimpa jamaah yang sedang beribadah. Akibat panik, dia pun terjatuh dan mengalami luka. "Saya terjatuh terus terinjak-injak sama orang-orang," kata Maman yang ditemani istrinya.

Maman sempat menjalani perwatan di RS Al Zaher selama tiga hari. Kendati sudah kembali ke kloternya, dia masih harus menjalani rawat jalan setiap dua hari sekali. Maman masih tampak kesulitan berjalan sehingga harus dipapah. Dia juga sesekali meringis karena rasa nyeri di tubuhnya. "Masih sakit di pinggang dan perut," kata dia.

Dalam acara itu, setiap korban mendapat bingkisan atau goodie bag dari kerajaan Arab Saudi. Bingkisan itu berisi hand sanitizer, payung, masker, dan buku tuntunan haji. Namun, tidak ada keterangan mengenai santunan bagi korban luka.

Media lokal di Arab Saudi melansir semua korban luka akan mendapatkan santunan sebesar 500 ribu riyal. Mereka yang mengalami luka dan terhalangi beribadah haji tahun ini juga diundang berhaji tahun depan.

Arsyad menyatakan belum mendapat keterangan resmi dari Pemerintah Arab Saudi kepada Pemerintah Indonesia mengenai santunan tersebut. Dia sudah mengkonfirmasi kabar itu ke Kementerian Haji Arab Saudi, namun belum ada informasi yang lengkap.

Dia juga bertanya kepada Presidensial Masjidil Haram juga belum ada informasi. "Malah (Presidensial Masjidil Haram) minta hubungi Kementerian Haji. Nah, sekarang Muassasah mau membawa ini ke Kementerian Haji," kata Arsyad.

Ali Sarbi dari Kelompok terbang (kloter) Padang (PDG) 07 mengaku sudah mendengar santunan dari Kerajaan Arab Saudi itu. Dia pun percaya itu bukan kabar bohong. Ali mengalami luka di bagian pelipis dan masih tampak lebam di bagian wajah kiri. "Saya ingin bangun masjid dengan uang (santunan) itu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement