Senin 05 Oct 2015 13:04 WIB
Insiden Mina

Arab Saudi Klaim Sigap Tangani Berbagai Krisis Saat Musim Haji

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
Petugas medis menangani para korban insiden Mina, Kamis (24/9)
Foto: AP
Petugas medis menangani para korban insiden Mina, Kamis (24/9)

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Menteri Kesehatan Arab Saudi Khalid Al-Falih menyampaikan laporan kegiatan Kementerian Kesehatan selama musim haji 2015.

Laporan ini menguraikan respon Kemenkes terhadap berbagai insiden besar sepanjang musim haji tahun ini, termasuk tindak kesehatan preventif, perawatan yang diberikan kepada semua jamaah haji, penanganan korban dalam insiden jatuhnya crane, dan tragedi Mina.  

"Penelusuran, analisis, dan pelaporan kesehatan jamaah haji merupakan proses manajemen penting guna memastikan tindakan efektif untuk meningkatkan perbaikan," kata Al-Falih, dilansir dari Arab News, Selasa (5/10).

Ia mencatat, penyelidikan menyeluruh terhadap penyebab tragedi itu sedang berlangsung di bawah otoritas pemerintah Saudi.

Segenap tim medis, diklaimnya telah menunjukkan kesigapan, khususnya dalam kasus jatuhnya crane. Meski terkena dampak atas dua kecelakaan besar, tambahnya, kapasitas perawatan dari sistem medis nasional tidak terpengaruh.

Kemenkes Arab Saudi masih memiliki kapasitas lebih dari 700 kelas standar dan lebih dari 90 kelas perawatan intensif di rumah sakit untuk menampung lonjakan korban.

Al-Falih juga mencatat, Pusat Tanggap Darurat didirikan di Rumah Sakit Mina. Di sana, Kemenkes bekerjasama dengan pejabat dari Pertahanan Sipil dan Otoritas Bulan Sabit Merah Saudi untuk melakukan upaya tanggap darurat.

"Lebih dari 250 dokter, perawat dan tenaga medis siaga untuk mengevaluasi dan mengobati pasien," kata Al Falih.

Sebuah perkemahan dekat Mina pun  dikonversi menjadi pusat layanan pemeriksaan medis tahap awal sebelum pasien dirujuk ke rumah sakit khusus. Dia mencatat, 52 kasus medis diangkut dengan helikopter ke tempat pengobatan khusus, sedangkan lebih dari 1.500 panggilan internasional ditangani oleh petugas medis.

Ancaman penyakit menular dan wabah juga menjadi perhatian ketika sejumlah besar orang berkumpul. Departemen Kesehatan dalam hal ini melakukan pemeriksaan kesehatan kepada semua jamaah haji untuk meminimalkan risiko.

Lebih dari 1,3 juta jamaah haji diperiksa di 15 pusat kesehatan yang didirikan di terminal darat, laut dan udara. Tim juga melakukan upaya preventif lewat pemberian lebih dari 400 ribu vaksin meningitis dan polio.

Untuk pertama kalinya, sebuah sistem peringatan dini untuk pemantauan kesehatan diaktifkan. Sistem ini berhasil melaporkan dugaan penyakit menular yang memungkinkan isolasi langsung dan perawatan pasien yang terdeteksi, serta mencegah penyebaran lebih lanjut.

Lainnya, musim haji kali ini dilengkapi unit investigasi epidemiologi dan program kesehatan lingkungan, yang memantau makanan dan air para jamaah, serta memastikan metode penyimpanan makanan untuk mencegah keracunan. Program edukasi kesehatan juga tersedia dalam delapan bahasa yang berbeda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement