Rabu 14 Oct 2015 16:42 WIB

Data Antemortem Harus Masuk Rekam Medik Jamaah

Muashim di Mina
Foto: Istimewa
Muashim di Mina

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Ada dua peristiwa yang membuat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sibuk melakukan proses identifikasi jenazah pada musim haji tahun ini. Kementerian Agama harus belajar dari dua peristiwa tersebut.

Komisaris Besar Muhammad Mas'udi yang memimpin tim Disaster Victim Identification Mabes Polri ke Arab Saudi mengatakan pelajaran itu terkait dengan proses identifikasi jenazah. Pemerintah harus memiliki kesiapan untuk menghadapi kejadian yang mengharuskan adanya proses identifikasi. "Penyiapan data antemortem," kata dia, seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita, Selasa (13/10).

Data antemortem, yaitu data identitas ketika seseorang masih hidup seperti rekam medis gigi dan DNA. Data ini dapat dibandingkan dengan data postmortem atau data setelah seseorang meninggal dalam proses identifikasi.

Menurut Mas'udi, data yang perlu masuk dalam rekam medik jamaah, yaitu data gigi. Data lainnya, yaitu darah untuk memudahkan pengambilan sampel DNA. "Darah harus dimasukan dalam ruangan penyimpanan sehingga kalau diperlukan dapat dipakai," kata dia.

Dua peristiwa yang menyibukkan PPIH Arab Saudi melakukan prose identifikasi, yaitu jatuhnya mobile crane di Masjdil Haram, Makkah, pada 11 September 2015, dan ribuan jamaah berdesak-desakan di Jalan 204, Mina, pada 24 September 2015.

Peristiwa pertama menyebabkan 12 jamaah haji Indonesia meninggal dan 42 orang mengalami luka-luka. Peristiwa di Mina menyebabkan 127 warga negara Indonesia wafat, terdiri dari 122 jamaah haji dan lima WNI yang bermukim di Saudi. Hingga kini, dua jamaah belum kembali sejak peristiwa Mina.

Pascaperistiwa mobile crane, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dr Fidiansjah juga sempat mengusulkan perlunya memasukan data dasar seperti rekam gigi dalam data kesehatan jamaah haji.

Rekam medis untuk pengidentifikasian jenazah biasanya menggunakan Deoxyribonucleic acid (DNA). Namun, proses identifikasi sederhana dapat dilakukan melalui gigi. "Kami akan bekerja sama dengan para ahli gigi sehingga identifikasi dasar gigi menjadi lebih mudah dibandingkan dasar DNA," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement