REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian besar jamaah haji kita adalah dari kalangan orang berada. Selain itu, sebagian besar dari mereka adalah orang tua yang biasa tidur di kasur empuk dengan dipan yang rendah dan dan sofa tebal.
Nah, Encip (66) jamaah Haji asal DKI Jakarta tentunya membayangkan hal yang sama ketika hendak berangkat ke Asrama Haji Pondok Gede. Yakni tidur diatas kasur yang empuk dan sofa pendek.
Namun alangkah terkejutnya ketika bus yang ditumpanginya menghantarkan ke pondokannya di Gedung D1. Sebab seluruh tempat tidurnya bertingkat alias susun. Dengan muka kecut Encip langsung ngomong sama Fikri, pimpinan KBIH nya. ''Aduh pak, kok tempat tidurnya bertingkat ginian. Mana bisa gue naik ini,'' ujarnya.
Sebagai pimpinan KBIH Fikri menyarankan agar Encik bersabar. Sebab fasilitas yang disediakan di Asrama Haji ini memang sengaja untuk menguji kesabaran para jamaah. Sebab ketika di tanah suci pun kondisinya akan sama. Semuanya penuh dengan kesederhanaan.
Mendengar penjelasan Fikri, sebenarnya Encip tidak bisa menerima. Bahkan dalam hatinya ia merasa dongkol. Namun karena terpaksa, akhirnya orang tua itu mau juga mendapatkan penjelasan tadi.
Tapi apa yang terjadi selanjutnya ? Setelah pengurus KBIH yang mengantarkan rombongannya pulang, Encip langsung melolos kasur yang ada di tingkat dua tempat tidurnya kemudian diletakkan dilantai.
''Daripada jatuh karena terpeleset lalu mati lebih baik tidur dibawah aja ah,'' ujarnya sambil mengeluh keras sehingga didengar jamaah haji lain. Ternyata jamaah haji lain juga punya problem yang sama. Akhirnya sebagian besar jamaah yang tidurnya diatas, memilih tidur dibawah bersama Encip dan tentunya beramai-ramai menurukan kasur pula.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
