Selasa 23 Aug 2016 19:47 WIB

Menlu: Pemerintah Masih Berupaya Lindung 177 Calhaj di Filipina

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Achmad Syalaby
Penyanderaan 7 WNI di Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan paparan saat konferensi pers terkait penyanderaan WNI di wilayah Filipina, Jakarta, Jumat (24/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Penyanderaan 7 WNI di Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan paparan saat konferensi pers terkait penyanderaan WNI di wilayah Filipina, Jakarta, Jumat (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 177 calon jamaah haji asal Indonesia masih tertahan otoritas Filipina sejak Jumat (19/8) lalu.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan, pemerintah masih berupaya melindungi 177 WNI tersebut. Dia menjelaskan, pada Ahad (21/8) lalu duta besar Indonesia untuk Filipina mengungkapkan, kejadian serupa ini bukanlah yang pertama kali terjadi.

“Saudara-saudara kita ini adalah korban dari kejahatan yang terorganisir,” ucap Menteri Retno dalam jumpa pers di kantor Kemenlu, Jakarta, Selasa (23/8).

Pemerintah Indonesia, lanjut dia, sudah memulai verifikasi melalui Imigrasi di Manila dengan dibantu pihak KBRI Manila. Kemenlu juga telah mengirimkan tenaga tambahan ke Manila. Adapun bantuan logistik telah dan terus diberikan kepada 177 WNI itu.

“Dari 177 (WNI), 144 (orang) sduah kita cocokkan dengan data SIMKIM, Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian. Untuk yang lain, sedang terus diverifikasi. Akses sudah dibuka oleh otoritas Filipina. Jadi kami sudah dan terus bertemu dengan WNI itu,” papar dia.

Pada Senin (22/8) lalu, Menlu sudah berkomunikasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri Filipina untuk menyampaikan permintaan agar otoritas Filipina memerhatikan kasus tersebut.“Saya tekankan kembali bahwa 177 (WNI) ini adalah korban,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement